BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebelum kita mengetahui Geografi Tanah yang sesungguhnya terlebih dahulu kita mengetahui apa arti dari tanah. Tanah berasal dari bahasa Yunani yaitu pedon dan bahasa Latin yaitu solum yang artinya adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Jadi tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami.
Dengan demikian Geografi Tanah dapat di artikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tanah bukan hanya secara fisik tetapi juga mempelajari juga tentang proses yang berlangsung di dalamnya. Pada pembentukan tanah dari bongkahan bumi mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancuran di mana bahan induk bekeping-keping secara halus. Di mana tanah terdiri dari : Profil tanah, Horizon tanah, Warna tanah, Tekstur tanah, Struktur tanah, Konsistensi tanah, pH tanah dan Kelembaban tanah.
1.2.Tujuan
Ø Untuk mengetahui bagian-bagian dari tanah berupa Profil tanah, Horizon-horizon tanah, Warna tanah, Tekstur tanah, Struktur tanah, Konsistensi Tanah, pH tanah, dan Kelembaban tanah.
Ø Untuk mengetahui dan menggunakan alat-alat praktikum khususnya seperti : GPS, ABNEY LEVEL dan SOILL TESTER.
1.3. Manfaat
Ø Agar mahasiswa mampu mengetahui dan mengamati bagian-bagian dari tanah seperti : Profil tanah, Horizon-horizon tanah, Warna tanah, Tekstur tanah, Struktur tanah, Konsistensi tanah, pH tanah, dan Kelembaban tanah.
Ø Agar mahasiswa mampu menggunakan alat-alat praktikum seperti : Gps, Abney Level dan Soill Tester.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik (Wikipedia, 2008). Dalam jurnal ilmu kesuburan tanah yang ditulis oleh Morsitoledi disebutkan bahwa tanah berasal dari pelapukan batuan yang bercampuran dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup diatasnya
Tanah begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan manusia sehingga muncullah istilah Soil Science atau ilmu tanah yaitu ilmu yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan pemetaan berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman. Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah.
2.1. Sifat Fisik Tanah
Tanah memiliki sifat-sifat fisik sebagi berikut:
a. Profil tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid.
b. Horizon-horizon tanah
Suatu tanah memiliki horizon-horizon tanah yang merupakan suatu lapisan tanah yang kaya akan lapisan organik dan lapisan batuan. Dimana lapisannya terdiri dari horizon- horizon sebagai berikut : O-A-E-B-C-R.
1. Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa).
2. Horison A adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap.
3. Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4. Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya.
5. Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6. R adalah bahan induk tanah.
Ada tiga istilah yang sering diutarakan dalam ilmu tanah, yaitu:
1. Solum tanah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A - E - B.
2. Lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A.
3. Lapisan tanah bawah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: E - B.
c. Warna tanah
Warna tanah merupakan gabungan dari berbagai warna komponen penyusun tanah. Menurut wirjodihardjo dalam Sutedjo dan kartasapoetra (2002) bahwa intensitas warna tanah di pengaruhi tiga faktor berikut : 1). Jenis mineral dan jumlahnya, 2). Kandungan bahan organic tanah, 3). Kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
d. Tekstur tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir dalam satu masa tanah. Dalam hal ini klasifikasi tekstur tanah ialah sebagai berikut :
1). Tekstur kasar : pasir, pasir bergeluh, dan geluh berpasir.
2). Tekstur sedang atau menengah : geluh, geluh berdebu, dan geluh berlempung.
3). Tekstur halus : lempung berpasir, lempung berdebu dan lempung.
e. Struktur tanah
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruang patikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
2. Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat : bahan induk, bahan organic tanah, tanaman, organism tanah, dan waktu.
f. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan air. Penetapan konsistensi tanah dapat di lakukan dalam tiga kondisi, yaitu : basah, lembab, dan kering.
2.2. Sifat Kimia Tanah
Salah satu sifat kimia tanah adalah kesamaan atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14,yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion H – dalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika pH berada pada kisaran 0-6,artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebi besar dari pada OH- , sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan yanah lebih besar dari pada OH- , larutan tanah di sebut bereaksi basah (alkali) atau memiliki pH 8-14. tanah bersifat asam berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium, dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawah oleh aliran air kelapisan tanah yang lebi bawah atau hilang di serap oleh tanaman.
1. pH tanah
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. pH bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
2. Kelembaban tanah
Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan sangat menarik untuk dikaji. Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang turun ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk studi potensi air dan studi neraca air. Dalam penghitungan kelembaban tanah di dekati dari dua masukan yaitu : data Natural Difference Vegetation Index (NDVI) yaitu data sebaran vegetasi di permukaan bumi dan data Natural Difference Temperatur Index (NDTI) yaitu data sebaran temperatur permukaan.
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Alat Tulis Menulis
2. Soill Tester
3. Roll Meteran
4. GPS
5. Abney level
6. Plastik sampel
7. Spidol permanen
8. Cangkul
9. Kamera Digital
10. Skop/kuda-kuda
11. Tali / karmantle
b. Bahan
1. Profil Tanah
2. Larutan HCL
3. Akuades
3.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari profil tanah yang akan di amati dengan menggunakan bantuan alat GPS
2. Setelah menemukan profil tanah, lalu membersihkan tanah yang sudah terkontanimasi dengan menggunakan cangkul, agar kelihatan profil tanahnya..
3. Mengukur ketebalan solum dengan menggunakan Roll Meteran
4. Mengamati profil tanah dan menentukan horison- horisonnya serta mendeskripsikan sifat-sifat fisikanya.
5. Mengukur setiap horison dan mengambil gambarnya dengan menggunakan kamera digital
6. Lalu mengamati warna tanah dari masing-masing horizon yang ada klasifikasikan warna tanah dari horizon paling atas hingga bawah.
7. Mengambil sampel tanah dengan menggunakan plastik sampel dan di beri label dengan menggunakan spidol permanent.
8. menentukan tekstur tanah dengan cara membentuk sampel menjadi bola.
9. Mengamati struktur tanah pada masing-masing horizon dengan cara mencuil tanah pada setiap horizon dengan menggunakan parang atau cangkul.
10. menentukan konsistensi tanah dengan cara memijat tanah di antara ibu jari dan jari telunjuk.
11. Melihat kemiringan lereng dengan menggunakan alat bantu Abney Level.
12. mennetukan tingkat kelembaban dan pH tanah dengan menancapkan alat Soill Tester kedalam tanah.
13. Mengamati angka-angka dalam jarum skala yang di tunjukan pada bagian atas alat soil tester. .
14. menentukan kadar karbonat (CaCO3) pada sampel tanah dengan menyemprotkan larutan HCl pada sampel. Apabila berbuih maka sampel tersebut mengandung karbonat.
15. Mencatat data kedalam daftar isian yang di dapatkan pada saat praktikum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian penelitian terletak di desa Tanjung Harapan kecamatan Wonosari dari pusat kota ke desa menempuh waktu ± 2 jam perjalanan menaiki bus dapat di tempuh melalui jalan kota telaga , melewati beberapa desa sebelum sampai ke lokasi penelitian,
Penelitian ini dilakukan pada daerah tanah yang terjal terdapat dipinggiran jalan setapak, dan di sebelah saluran, tempat dan jarak dari pusat desa atau rumah kepala desa ke tempat penelitian ±1 km, di dekat perkebunan jagung, letak astronomis yang di lokasi I letak astonomisnya, N = 00°45,159”, E = 122°27’50,3”, Dan topografi daerah tersebut adalah Berbukit, Tebing dan Curam dekat perkebunan.
4.2 Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Gambar 1. Penentuan lokasi Gambar 2. Membersihkan
Penampang profil tanah tanah penelitian agar terlihat profilnya
Gambar 3. Profil tanah Gambar 4. Horizon A
Gambar 5. Horizon B Gambar 6. Horizon C
Gamabar 7. Ketebalan horizon Gambar 8. Nampak daerah perkebunan
A pada penampang tanah di lokasi penelitian
Gambar 9. Pengesian formatisian Gambar 10. Alat infiltrasi
2. Pembahasan
Penelitian ini di lakukan di desa tanjung harapan, Kecamatan wonosari, pada tanggal 18 juni 2011 dengan kode profil L1 letak astronomis dengan penelitian adalah:
DAFTAR ISIAN PROFIL
1) Kode profil. : L1
2) Nama Jenis Tanah : Organosol
3) Tanggal pengambilan : 18 Juni 2011
4) Nama lokasi : Desa Tanjung Harapan kecamatan Wonosari
5) Letak Astronomis : N= 00°45,159”, E = 122°27’50,3”
6) Elevasi : 51 mdpl
7) Bentuk wilayah : Perbukitan
8) Kemiringan lereng : 39˚ / 17,55 % (curam)
9) Penggunaan lahan : Perkebunan
10) Bahan induk : Batuan kwarsa
11) Kedalaman solum : 10 cm
12) Muka air bebas : 51 mdpl
Deskripsi Data Tanah
1. Informasi Sekitar Profil Tanah
Nomor Profil | I (Satu) |
Nama Jenis Tanah | Organosol |
Tanggal | 18 Juni 2011 |
Pendeskripsi | I MADE GDE WIRABUANA |
Lokasi | Desa Tanjung Harapan Kec. Wonosari Titik Koordiant N : 00o45’159” E : 122o27’50,3” |
Elevasi, Kemiringan | 51 m diatas permukaan laut, 39o |
Bentuk Lahan | - Antropogenik - Struktural |
Penggunaan Lahan | Perkebunan jagung dan kelapa |
Iklim, Cuaca | Tropis, Agak Mendung |
2. Informasi Umum Tentang Tanah
Bahan Induk | Batuan (horizon C) | |
Drainase | Terdapat Mozel berarti drainasenya buruk atau kurang baik | |
Kelembaban | 70,1 % | |
Kedalaman Air Tanah | Tidak Ada | |
Material permukaan dan singkapan batuan | Ada | |
Erosi | - Alur - Parit - Percik | |
Kandungan Karbonat | Tidak Ada | |
Kandungan Bahan Organik | Horizon A terdapat akar tanaman yang telah dipengaruhi aktivitas manusia | |
Pengaruh Manusia | Ada, karena terdapat perkebunan di sekitarnya secara otomatis dipengaruhi oleh aktivitas manusia. | |
3. Deskripsi Morfologi Tanah
Horizon | Tebal (Cm) | Deskripsi | ||
A | 10 | - Warna Tanah : Merah, Kecoklat-coklatan - Tekstur Tanah : Licin Pekat, Dapat Dipolis - Struktur Tanah : Granular, Berpasir, Gumpalan - Konsistensi Tanah : Tanahnya Sangat Lembab, Lembab yang dimaksud mudah dibuat gumpalan - Kelembaban Tanah : 70,1 % - pH Tanah : 5,5 | ||
B | 245 | - Warna Tanah : Coklat, Kekuning-kuningan keras seperti batuan - Tekstur Tanah : Berpasir, Bila dipijat denga keras mudah hancur, tidak menempel pada jari-jari - Struktur Tanah : Granular - Konsistensi Tanah : Teguh - Kelembaban Tanah : - pH Tanah : | ||
C | 325 | - Warna Tanah : Coklat, Putih Kekuningan - Tekstur Tanah : Terasa pasiran, tidak menempel pada jari-jari tangan, terdapat butiran-butiran kecil seperti batuan - Struktur Tanah : Kubus - Konsistensi Tanah : Sanaga teguh (apabila diberikan tekanan sangat keras ) - Kelembaban Tanah : - pH Tanah : | ||
v Eksperimen I : N = 00°45,159”, E = 122°27,50,3”
Dangan bentuk wilayah tebing dan kemiringan lereng yang curam. Stasiun ini di gunakan sebagai permukiman, dan perkebunan. Banyak di jumpai pada lokasi ini terdapat tanaman jagung.
Pada lokasi praktikum ini kami menentukan letak lokasi koordinat dengan menggunakan GPS, yang mana pada profil tanah ini kami menemukan hanya 3 horizon ( lapisan ) tersebut yaitu horizon A, B, dan horizon C , dengan deskripsi masing-masing sebagai berikut:
1. Horison A
Horison A hanya terdapat pada stasiun I, yang memiliki kedalaman horisonnya adalah 10 cm. Dengna warna, Merah, kecoklat-coklatan, hitam ke abu-abuan, dan coklat tua, serta rapuh dan granilar. Pada horizon ini kami mengukur kedalamannya dengan menggunakan roll meter, kemudian menancapkan alat soil tester untuk menentukan pH. Di mana pH ini merupakan pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman. Selain pengujian pH juga dilakukan pengujian kandungan CaCO3 pada tanah yang dilakukan dengan menyemprotkan larutan HCl pada sampel tanah. Dimana hasil pengujian menunjukan bahwa tidak terdapat banyak gelembung atau buih yang berarti tidak terkandung CaCO3 atau karbonat serta tidak mengandung Fe2+. Seperti pada gambar di smping ini Nampak horizon A di mana horizon A merupakan suatu lapisan yang terdiri kadungan bahan mineral dan organik berwarna hitam kecoklatan yang tanah humus. Pada lapisan horizon A konsistensi tanahnya Lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapangan. Jadi tanah ini dapat di bentuk gumpalan.
2. Horizon B
Horizon B di sebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone ), yanag mana pada horizonB ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci dari horizon A. Pada horizon B dan A inilah kegiatan pertanian umumnya berada. Horizon ini memiliki kedalaman 245 cm dengan warna coklat kekuning-kuningan, dengan tekstur Terasa pasiran, tidak dapat menempel pada jari-jari tangan, geluh dan pasir bergeluh, hal ini di ketahui pada saat di bentuk menjadi bola , sampel ini tak dapat membentuk bola, dan daya tahan pada horizon ini teguh karena pada lapisan ini agak sulit di cangkul.
Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering di tentukan dengan meremas segumpal tanah. Apabila tersebut mudah hancur, maka tanah dinyatakan berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering.
3. Horison C
Horizon C merupakan suatu lapisan dimana pada lapisan ini pelapukan batuan telah terjadi, dan belum mengalami perkembangan tanah baik eluviasi atau iluviasi. Horizon C mempunyai kedalaman 325 cm dengan warna coklat, putih, kekuningan sampai pucat Horison ini memiliki tekstur Geluh dan pasir bergeluh, hal ini di ketahui pada saat di bentuk menjadi bola, sampel tanah ini tak dapat membentuk bola namun terasa kasar. Pada lapisan ini konsistensinya sangat teguh di mana pada kondisi ini konsistensi tanah di bedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah, dan banyak di temui berbagai pelapukan batuan.
v Data infiltrasi :
· T1 = 8 s
T2= 12,3 s
Rumus : T2-T1
· T3= 15,8 s
Rumus : T3-T2
· T4= 19
Rumus : T4-T3
· T5 = 22,4
Rumus : T5-T4
· T6 = 25,5
Rumus : T5-T4
· T7 = 28,8
Rumus : T7-T6
T1 = 8 | T 1– T0 = (8 – 0) | = 8 mm/s |
T2 = 12,3 | T2 –T1 = (12,3 – 8) | = 4,3 mm/s |
T3 = 15,8 | T3– T2 = (15,8 – 12,3) | = 3,5 mm/s |
T4 = 19 | T4 – T3 = (19 – 15,8) | = 3,2 mm/s |
T5 = 22,4 | T5– T4 = (22,4 – 19) | = 3,4 mm/s |
T6 = 25,5 | T6– T5 = (25,5 -22,4) | = 3,1 mm/s |
T7 = 28,8 | T7-T6 = ( 28,8-25,5 ) | = 3,3 mm/s |
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini dapat saya simpulkan bahwa :
1. Profil Tanah adalah suatu lapisan tanah yang dapat di lihat dari vertikal ke daerah bahan induk atau horizontal. Di mana banyak kandungan mineral dan bahan organik.
2. Horizon-horizon tanah dapat kita lihat pada saat membersihkan bagian profil tanah dengan cara menggunakan parang atau cangkul, yaitu A,B dan C.
3. Warna tanah adalah suatu sarana yang dapat membedakan jenis tanah dan horizon-horizonnya.
4. Tekstur tanah dapat kita lakukan perbandingan antar pratikel tanah antara debu, liat dan pasir.
5. Struktur tanah adalah sifat fisik tanah dengan menggambarkan susunan partikel tanah bergabung satu dengan yang lain secara agrerat dari hasil proses pedogenesis.
6. Konsistensi tanah adalah suatu tingkat ketahanan tanah akan pengaruh dari gaya luar.
7. pH tanah adalah tingkat penentuan keasaman dan kebasaan tanah di suatu kondisi tanah.
8. Kelembaban tanah adalah suatu tingkat kesuburan tanah akan tingkat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
5.2 SARAN
Saran saya Bagi para pratikan agar kiranya lebih cermat dalam pengolahan data dan penyusunan Laporan Praktikum geografi tanah ini. Sehingga kita mengerti akan gegrafi tanah dalam hal susunan pratikel-partikel yang ada di dalam tanah, serta proses pembentukannya. Oleh karena itu saya harapkan kritik dan saran para pembaca guna mempermantapkan laporan berikutnya ke depan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1989. Konservasi tanah dan air. Penerbit IPB, bogor.
Foth, D.H. 1984. Fundamental of soil science. John wiley dan sons, Inc. Singapore
Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang.
Briones, A.A.dan J.G.Varicon.1965 .Aggregate Stability of some Red soil of luzom. Philipp.49:153-67.
Akehaurst,B.C.dan A.sreedharan.1965.time of planting –Abrief Vewew of Exsperimental work in tanyanyika,1965-East Afr .Agr.For.j.30:
Http//dasar-dasar ilmu tanah.blogspot.com/2008/02 definisi tanah-fungsi-dan profil tanah.html.
Hanafiah ali kemas Dr.Ir. 2005. DASAR-DASAR ILMU TANAH PT RajaGrafindo Persada.jakaarta.
LAMPIRAN
Gamabr 11. Gambar 12
Asisten memberikan arahan tanah di desa tanjung
Kepada pratikan harapan kecamatan wonosari
Gambar 13. profil tanah yang di teliti di daerah paguyaman desa tanjung harapan, kecamatan wonosari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar