Jumat, 30 Desember 2011

Acara II Denah Praktikum Kartografi


ACARA II
DENAH

I.         Tujuan Praktikum
       Setelah melakukan praktikum ini, di harapkan praktikan mampu :
a.         Dapat memahami perbedaan antara denah dan peta
b.         Dapat membuat denah dengan kaidah kartografis
II.      Alat dan Bahan
a.         Alat
-          Alat tulis menulis ( pulpen, pensil, penghapus dan mistar )
b.         Bahan
-          Kertas A4
III.   Prosedur Kerja
a.         Siapkanlah peralatan tulis menulis
b.         Tentukanlah rute yang akan di lakukan perjalanan
c.         Tentukanlah titik awal untuk memulai perjalanan
d.        Mulailah mengamati objek-objek selama perjalanan ke lokasi yang di tuju. Objek-objek yang di gambar meliputi jalan, jembatan, infrastruktur sosial ekonomi ( sekolah,kantor-kantor / toko, dan lainnya yang mudah di kenali ).  Selain itu, masukkan pula informasi toponimi yaitu nama-nama geografis, misalnya nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, nama sungai, nama jalan.
e.         Buatlah denah sederhana dari pengamatan anda selama perjalanan di kertas gambar
f.          Dari denah sederhana tadi, buat denah dengan memenuhi kaidah kartografis di kertas transparan yang telah di sediakan.


IV.   Kajian Teori
Pengertian Denah
       Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan bagian atas bangunan dibuang/dihilangkan. Pada Denah merupakan teknik penggambaran sederhana dari suatu objek / lokasi dengan imajinasi ataupun survey langsung lapangan. Suatu objek di maksud merupakan penggambaran denah dalam pembangunan sebuah gedung misalnya. Suatu denah membutuhkan sebuah objek misalnya denah gedung/ rumah sebelum membangun gedung / rumah tersebut.
Fungsi denah antara lain untuk menunjukkan:
-     fungsi ruang
-     susunan ruang
-     sirkulasi ruang
-     dimensi ruang
-     letak pintu dan bukaan
-     isi ruang
-     fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll.) pada denah-denah tertentu
          Pada gambar denah presentasi, biasanya bagian dinding yang terpotong hanya diblok dengan warna hitam, sementara kolom diberi warna putih untuk pembedaan. Sedangkan, pada gambar teknik untuk pekerjaan lapangan, bagian yang terpotong tersebut perlu dilengkapi dengan notasi material sebagai pedoman pengerjaan. Untuk ketebalan, bagian yang terpotong digambar dengan garis yang lebih tebal. Furnitur dalam ruangan, kecuali tingginya melebihi 1m dari level 0.00 yang ditentukan, digambar dengan garis yang lebih tipis.
Layout
          Semua informasi yand di letakkan pada peta harus diatur secara tepat di atas lembar peta sehingga dapat menjamin optimal dalam hal mudahnya di baca dan kelihatan ekonomis. Denah yang dilengkapi dengan lingkungan, jalan, dan bangunan di sekitarnya.
Kawasan
Layout yang luasnya melebihi kota/desa/wilayah.
Site Plan
Tampak atas bangunan yang dilegkapi dengan lingkungan sekitarnya.
Tampak
Definisi :  Wujud bangunan secara dua dimensi yang terlihat dari luar bangunan.
 Fungsi gambar tampak antara lain untuk menunjukkan:
-     dimensi bangunan
-     Proporsi
-     gaya arsitektur
-     warna & material
-     estetika
          Karena digambar secara dua dimensi, pada gambar tampak kemungkinan akan ada beberapa bagian bangunan yang ukurannya menjadi tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (sesuai skala), yakni garis atau bidang yang tidak sejajar dengan bidang gambar. Untuk arah pandang sendiri tidak tergantung pada suatu patokan yang pasti. Bisa jadi gambar tampak dinamai sesuai dengan arah mata angin (tampak utara, tampak timur, dll.) atau dinamai sesuai view tertentu seperti tampak dari danau, tampak dari jalan raya, dsb. Selain itu bisa juga diberi nama tampak A, tampak B, dst. Sesuai keinginan dari sang arsitek yang ditentukan pada denah.

Potongan
Gambar dari suatu bangunan yang dipotong vertikal pada sisi yang ditentukan (tertera pada denah) dan memperlihatkan isi atau bagian dalam bangunan tersebut.
Fungsi potongan untuk menunjukkan:
-     Struktur bangunan
-     Dimensi tinggi ruang
          Untuk kriteria penggambaran, potongan kurang lebih sama dengan denah. Bagian yang terpotong digaris tebal dengan notasi material bila merupakan gambar kerja. Ada juga yang disebut potongan ortogonal, yaitu gambar potongan yang berkesan tiga dimensi karena digambar dengan teknik gambar perspektif satu titik lenyap. Letak titiknya sendiri berada di tengah bangunan.Dalam pembuatan denah, seperti pembuatan denah gedung / rumah, seringkali denah tersebut di lengkapi dengan skala. Namun, tidak sedikit pula denah tanpa menggunakan skala. Misalnya kita ingin menggambar denah suatu bangunan.




Pengertian Peta
          Kartografi adalah suatu seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta-peta sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-dokumen ilmiah (ICA,1973).  Kartografi berasal dari bahasa yunani yaitu karto = carto yang berarti permukaan dan grafi yang berarti gambaran atau bentuk, kartografi = gambaran permukaan. Maka di artikan kartografi adalah sebagai ilmu membuat peta. Arti istilah kartografi telah berubah secara fundamental sejak tahun 1960. Kartografi yang tadinya hanya di definisikan sebagai pembuat peta, saat ini di definisikan sebagai penyampaian informasi geospasial dalam bentuk peta (Menno-jan kraak dan ferjan Ormeling, 2007: 37) hal ini di sebabkan oleh kenyataan bahwa kartografi telah di kelompokkan dalam ilmu pengetahuaan komunikasi dan hadirinya teknologi komputer.
          Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Pada awal abad ke 2 (87M -150M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus”. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer. Syarat-syarat sebagai kartografer adalah 50% pengetahuan geografi, 30% bidang seni, 10% pengetahuan matematis, 10% pengetahuan peta. Peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang di wakili. Menurut ICA ( International Cartography Association ), menurut Erwin Raisz ( 1948 ), peta adalah suatu gambaran konvensional dari permukaan bumi, seperti kenampakannya oleh kita tegak lurus dari atas, dan ditambah huruf-huruf dan angka-angka sebagai informasi.
          Peta mengandung arti komunikasi, artinya merupakan suatu signal atau saluran antara pengirim pesan ( pembuat peta ) dengan penerima pesan ( pembaca peta ), dengan demikian peta di gunakan untuk mengirim pesan, yang berupa informasi tentang realita dalam wujud berupa gambar.
Semua peta merupakan pengecilan dari permukaan bumi atau benda angkasa yang disiapkan menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar dengan simbol yang digeneralisir untuk mewakili kenampakan-kenampakan sebanarnya.
Penyusunan peta dimulai dari pengumpulan data, analisis, dan pemrosesan data supaya dapat dicerminkan dalam bentuk grafis pada akhirnya. Sumber informasi yang dapat digunakan untuk menyusun peta adalah :
-               Hasil survei langsung dari lapangan
-               Interpretasi foto udara atau citra pengendaraan jauh
-               Peta-peta yang telah ada sebelumnya
-               Data statistik
Survei langsung lapangan merupakan teknik pengumpulan data primer untuk pemetaan, yang akan menghasilkan data-data yang akan digambarkan dalam peta. Survei langsung ini berupa pengamatan dan pengukuran langsung objek-objek yang akan digambarkan dalam peta.
V.           Hasil dan Pembahasan
a.    Hasil
Adapun hasil pengamatan yang kami lakukan yang akan di paparkan pada lembar berikut :











b.    Pembahasan
Pertama- tama yang kami lakukan menyiapkan alat tulis menulis, kemudian kami menentukan lokasi yang akan kami jadikan objek yang akan kami buat denah lokasi. Objek yang akan jadikan titik akhir perjalanan yaitu Taman Kota Gorontalo.  Pertama – tama kami menentukan titik awal pengamatan, pengamatan awal  dari gedung geografi kami menggambar denah, kemudian berjalan ke arah barat melewati jembatan geografi, lalu berjalan lagi melewati gedung rektorat universitas negeri gorontalo, kemudian kami melewati pertigaan kampus UNG sebelah barat pada jalan dewi sartika, kami mengambil arah selatan dengan belok kearah kiri, dan kami melakukan perjalanan keselatan. Kami melakukan perjalanan dengan bersama-sama berjalan kaki, pada melakukan perjalan pada jalan dewi sartika,  ke arah selatan kami melewati gedung lab fisika di sebelah kiri dari jalan raya, melewati gedung kantor kopma huyula, melewati gedung Pusat layanan kesehatan akademia UNG, melewati hotel regina. Setelah melewati hotel regina kami berhenti sejenak di perempatan antara pertemuan  jalan jendral sudirman dengan jalan dewi sartika. Kami mengamati bangun di sekitar kemudian kami mengambil arah barat atau belok kanan dari jalan dewi sartika setelah melewati hotel regina. Kemudian kami melakukan perjalanan kearah barat dengan berjalan kaki kami berjalan setelah beberapa meter dari titik belokkan kami melewati pertigaan yang kami tidak tahu nama pertigaan tersebut dan kami bertanya pada seorang masyarakat yang berjalan di pertigaan kecil itu, dan nama pertigaan itu atau lorong itu namanya pertigaan kolominet, kemudian melewati pertigaan antara pertemuan jalan jendral sudirman dengan jalan sambrat tulangi, kami berhenti sejenak ngamati bangunan disekitar, di pertigaan itu terdapat perbatasan kelurahan U1 dan tepat di pertigaan terdapat tempat gedung RRI gorontalo tepatnya sebelah kanan jika kita menuju kearah barat. Setelah kami melewati gedung RRI gorontalo kami berjalan lurus ke arah barat, kami sampai pada perempatan lampu merah yaitu pertemuan antara jalan jendral sudirman yang arahnya terus kebarat setelah kami bertanya pada salah seorang masyarakat yang pekerjaannya sebagai abang bentor kami menanyakan nama jalan yang di sebarang yang menuju arah barat itu jalan apa ternyata jalan tersebut masih termasuk jalan jendral sudirman, kemudian jalan arif rahman hakim terletak sebelah kanan (arah utara)  jika posisi kita kearah barat dan jalan jaksa agung suprapto pada sebelah kiri( arah selatan ) jika posisi kita ke arah barat. Lalu kami ke arah selatan atau belok kiri dari perempatan yang kami lewati, kami berjalan ke arah selatan menuju taman kota gorontalo. Kami melawati SMP 6 Negeri Gorontalo sebelah kiri jalan jaksa agung suprapto, setelah kami melewati smp tersebut kami melewati kantor telkom gorontalo dan pada depannya lokasi yang kami tuju atau titik tujuan kelompok kami yaitu taman kota gorontalo. Setelah kami sampai di taman kota gorontalo kami istirahat sebentar dan kami kumpul bersama-sama memperbaiki denah atau mengingat-ngingat bangunan yang kami lewati kami menggambar denahnya dengan melihat bangunan sekitar, setelah kami menggambarnya kami kembali ketempat masing-masing dan besoknya kami menyerahkan hasil pengamatan atau denah kami pada penanggung jawab kelompok kami atau asisten yang bertanggung jawab terhadap kelompok kami.
VI.        Kesimpulan dan Saran
a.       Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa denah dan peta memiliki perbedaan dimana denah tidak menggunakan skala dan tidak menggambarkan keseluruhan atau lebih bersifat khusus akan tetapi peta menggunakan skala karena peta adalah suatu representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dan di skalakan. Peta juga bersifat umum yang menggambarkan seluruh kenampakan permukaan bumi.
b.      Saran
       Semoga dengan adanya Laporan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi para pembaca khususnya pada pengetahuan tentang Denah dalam pemetaan.
       Adapun Dalam penulisan Laooran ini penulis menyadari masih banyaknya kesalahan maupun kekurangan sehingganya bagi para pembaca agar kiranya dapat memberikan kritikan maupun menyumbangkan ide-ide baru yang dapat meyempurnakan Laporan selanjutnya.



















Daftar Pustaka

Sune Nawir. 2011. Penuntun Praktikum Kartografi. Universitas Negeri Gorontalo : Laboratorium Geografi
Departemen pendidikan nasional. 2005. Ilmu Pengetahuan Sosial-Geografi. Jakarta: Direktorat jendral pendidikan menengah
Endang supardi, Moch. 2001. Geografi. Bandung. Lubuk Agung Bandung
http://dahlanforum.wordpress.com/2011/12/14/pengetahuan-peta/ di akses hari rabu tanggal 14 tahun 2011





Tidak ada komentar:

Posting Komentar