BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh
siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di
lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam,
benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang nampak dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori-teori yang memunculkan adanya belajar.
Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori-teori belajar sebagai temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori-teori belajar yang baru guna menyempurnakan teori-teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang nampak dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori-teori yang memunculkan adanya belajar.
Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori-teori belajar sebagai temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori-teori belajar yang baru guna menyempurnakan teori-teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Maka psikologi dalam pendidikan
menjadi berkembang sangat pesat. Dengan bermunculnya teori-teori yang baru akan
menyempurnakan teori-teori yang sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji
dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. Tentunya setiap teori belajar
memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar
juga terdapat kritikan-kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. Dalam hal
ini, penulis akan mengkaji salah satu teori belajar yaitu Teori Pemrosesan
Informasi.
1.2
Tujuan
Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk :
v Mengetahui
Teori Pemrosesan Informasi
v Mengetahui
penerapannya dalam pembelajaran dan dalam kurikulum
v Mengetahui
tujuan pembelajaran oleh Teori Pemrosesan Informasi
v Memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik
1.3
Manfaat
Adapun
manfaat yang bisa diambil dari makalah ini, antara lain :
v Dapat
memahami teori belajar yaitu Teori Pemrosesan Informasi
v Dapat
memahami penerapan teori ini dalam pembelajaran dan juga dalam kurikulum.
v Dapat
memahami tujuan pembelajaran oleh Teori Pemrosesan Informasi
v Dapat
mengetahui sistem assesmen berdasarkan teori ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Pemrosesan Informasi
Teori
pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin,
2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah
informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu
menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua
informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
Teori
informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari teori matematika,
yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meningkatkan pengiriman
pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan
secaara langsung dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan persfektif
baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif.
Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan penyimpanan
di dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa siasat untuk
memecahkan masalah.
Robert Gagne
merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini.
Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak.
Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak.
Asumsi yang
mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk
hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara
kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam
proses pembelajaran.
Istilah “pemrosesan/pengolahan
informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu ke arah studi
individu. Pusat perhatian pokok studi adalah bagaimana orang mempersepsi,
mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap
hari dari lingkungan sekeliling. Misalnya, mendengarkan siaran berita, membaca
dan menafsirkan catatan pelajaran, menemukan penyebab kerusakan mesin dan
sebagainya, semuanya merupakan kegiatan sehari-hari yang bergantung pada
pengolahan data dari lingkungan.
Pentingnya mengembangkan dan
menyempurnakan model umum pengolahan informasi yang berkaitan dengan
masalah–masalah kehidupan nyata didukung oleh sejumlah ahli (Neisser dan Simon
dalam Bell, 1991). Dalam rancangan pemrosesan/pengolahan informasi terdapat 2 (dua)
bidang yang penting secara khusus bagi pembelajaran, yaitu:
a.
Penyelidikan mengenai proses orang memperoleh
dan mengingat informasi
b.
Penelitian mengenai siasat yang digunakan
dalam memecahkan masalah
Asumsi yang mendasari teori-teori
pemrosesan/pengolahan informasi menjelaskan tentang (1) hakekat sistem memori
manusia, dan (2) cara bagaimana pengetahuan digambarkan dan disimpan dalam
memori. Konsepsi lama mengenai memori manusia adalah bahwa memori itu
semata-mata hanya tempat penyimpanan untuk menyimpan informasi dalam waktu yang
lama, sehingga memori diartikan sebagai koleksi potongan-potongan kecil
informasi yang terlepas-lepas atau saling tidak ada kaitannya. Akan tetapi pada
tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur yang rumit
yang mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan manusia (Neisser dalam Bell,
1991). Memori bukanlah sebuah gudang yang pasif tetapi suatu sistem yang ada
organisasinya dan aktif. Jadi dapat dikatakan bahwa memori secara aktif memilih
data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data itu menjadi informasi
yang bermakna, dan menyimpannya untuk digunakan diwaktu kemudian.
Data yang masuk dalam komputer harus
dikodekan agar komputer dapat menyimpan dan memproses data. Demikian pula
informasi yang diterima reseptor sensoris harus dikodekan sebelum disimpan dan
diproses. Encoding adalah proses
memasukkan informasi ke dalam memori. Sistem syaraf menggunakan kode internal
yang merepresentasikan stimulus eksternal. Dengan cara ini representasi
objek/kejadian eksternal dikodekan menjadi informasi internal dan siap
disimpan.
Model pemrosesan informasi yang
mempengaruhi belajar dan model memori dimulai dengan material semua pengalaman
belajar yang masih mentah yaitu input sensoris. Sistem sensoris manusia
(penglihatan, pendengaran, pembau, perasa, dan sentuhan) bersifat sensitif
terhadap beragam perangsang yang berlimpah. Meskipun manusia merespon hanya
pada sebagian dari seluruh perangsang yang tersedia, sebagian besar informasi
yang tersedia dalam perangsang ini tidak pernah benar-benar diproses yaitu
tidak benar-benar menjadi bagian dari struktur kognitif. Ini yang disebut
dengan memori sensoris (sensory memory).
Memori sensoris adalah memori yang mempertahankan informasi dunia dalam bentuk
sensoris aslinya hanya selama beberapa saat. Memori sensoris ini merujuk pada
sesuatu yang terjadi secara singkat (kurang dari 1 detik) dan efek stimulus
tersebut pada manusia tidak disadari (manusia tidak memperhatikan stimulus
itu). Memori sensoris sangat terbatas dalam hal waktu untuk memproses informasi
yang tersedia dan jumlah informasi yang tersedia. Contohnya Ani diminta guru
untuk membacakan sejumlah bilangan. Kemudian 10 detik kemudian guru meminta
kepada siswa yang lain untuk mengulangnya. Siswa tersebut tidak akan mengingat
bilangan-bilangan tersebut. Namun jika Ani membaca bilangan tiba-tiba dia
meminta Catur untuk menyebutkan bilangan terakhir yang dibaca maka Catur dapat
menjawab dengan tepat. Faktanya setiap bilangan disimpan dalam memori sensoris
dalam waktu yang sangat singkat, tetapi jika tidak diproses dalam waktu singkat
maka bilangan tersebut tidak akan lama tersedia dalam memori.
Dalam sistem pemrosesan informasi,
psikolog kognitif berbicara tentang penggunaan sejumlah aktivitas berbeda
dengan tujuan umum : membuat pengertian input sensoris yang penting dan pada
saat yang bersamaan mengacuhkan/membuang input yang dianggap remeh. Memberikan
perhatian adalah salah satu aktivitas penting dalam sistem pemrosesan
informasi. Hal ini berarti input ditransfer dari sensoris ke penyimpanan jangka
pendek. Intinya, memori jangka pendek terdiri dari apa yang kita sadari secara
langsung pada waktu-waktu tertentu. Menurut Calfee (dalam Lefrancois, 1991)
memori jangka pendek semacam coretan pada pikiran yang terdiri dari apa yang
kita sadari secara langsung. Karakteristik pentingnya adalah kapasitas yang
terbatas. Menurut Miller, rata-rata kapasitasnya sekitar 7 hal yang berlainan,
kesadaran langsung kita terbatas dalam kapasitas ini dan ketika informasi baru
datang, informasi ini akan menarik keluar informasi yang sudah ada dalam memori
jangka pendek ini. Informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek lamanya
30 detik dan munculnya secara cepat tergantung dari latihan yaitu informasi
yang disimpan dalam memori ini harus diulang-ulang (dipikirkan secara sadar).
Jika tidak diulang maka informasi tersebut akan cepat hilang dalam memori dalam
20 detik.
Memori jangka panjang adalah bagian
dari sistem memori yang menyimpan banyak informasi secara relatif permanen selama
periode waktu yang lama, semua yang kita ketahui tetapi tidak dalam kesadaran
langsung, memiliki kapasitas yang sangat besar. Memori jangka panjang bersifat
pasif, prosesnya tidak sadar. Informasi dari memori jangka pendek dapat
diteruskan untuk diproses dan digabungkan ke dalam memori jangka panjang. Namun
tidak semua informasi dari memori jangka pendek dapat disimpan. Kunci penting
dalam penyimpanan di memori jangka panjang adalah adanya motivasi yang cukup
untuk mendorong adanya latihan berulang hal-hal dari memori jangka pendek.
Retrieval adalah hasil akhir dari proses memori. Mengacu pada
pemanfaatan informasi yang disimpan. Agar dapat
diambil kembali, informasi yang disimpan tidak hanya tersedia tetapi
juga dapat diperoleh karena meskipun secara teoritis informasi yang disimpan
tersedia tetapi tidak selalu mudah untuk menggunakan dan menempatkannya.
Contohnya seorang siswa yang telah mengetahui (menyimpan) informasi nama-nama
negara dan ibukotanya tetapi dalam suatu waktu dia tidak dapat mengambil
kembali semua informasi tersebut. Dengan menyediakan petunjuk akan memberi
bantuan kepada siswa untuk mencari informasi yang disimpan dan mendapatkan
kembali.
Interpretasi
seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Persepsi dari
stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi
dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan
banyak faktor lain.
Model
belajar pemrosesan informasi ini sering
pula disebut model kognitif information processing,
karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf
struktural sistem informasi, yaitu:
1)
Sensory atau intake register:
informasi masuk ke sistem melalui sensory
register, tetapi hanya disimpan untuk
periode waktu terbatas. Agar tetap dalam
sistem, informasi masuk ke working memory
yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
2)
Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working
memory, dan disini berlangsung berpikir
yang sadar. Kelemahan working memory sangat
terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan
sejumlah kecil informasi secara serempak.
3)
Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta
didik. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang
tersimpan di dalamnya. Memori jangka panjang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu memori episodik,
yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran dari
pengalaman-pangalaman pribadi kita, memori semantik, yaitu suatu bagian dari
memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum, dan memori
prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan
sesuatu.
Ketiga komponen tersebut jika
digambarkan adalah sebagai berikut :
4)
Bagan: Model Pemrosesan Informasi (Adaptasi dari Gage dan Berliner)
2.2 Penerapan Teori
Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran
Pada hakikatnya
model pembelajaran dengan pemprosesan/pengolahan informasi didasarkan pada
teori belajar kognitif. Model pembelajaran tersebut berorientasi pada kemampuan
siswa memproses informasi dan sistem yang dapat memperbaiki kemampuan belajar
siswa. Pemrosesan/pengolahan informasi menunjuk kepada cara-cara
mengumpulkan/menerima stimulus dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan
masalah, menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah serta menggunakan
simbol-simbol verbal dan nonverbal. Model tersebut berkenan dengan kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan
kemampuan intelektual umum.
Model proses informasi meliputi beberapa strategi
pembelajaran, yaitu:
1. Mengajar induktif,
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori.
2. Latihan inquiry;
tujuan dan prinsipnya sama dengan strategi mengajar induktif, bedanya hanya
terletak pada segi proses mencari dan menemukan informasi yang diperlukan.
3. Inquiry keilmuan;
bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan
diharapkan memperoleh pengalaman dalam domain-domain lainnya.
4. Pembentukan konsep;
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif, mengembangkan konsep
dan kemampuan analisis.
5. Model pengembangan;
bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama berpikir logis,
disamping untuk mengembangkan aspek sosial dan moral.
6. Advanced organizer model; bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap
dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna.
Model
proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan
informasi, yaitu sebagai berikut :
1. Rangsangan
yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai
informasi.
2. Informasi
dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori
jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3. Memori-memori
ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap
kembali setelah dilakukan pengolahan.
Menurut Gagne
tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu :
1)
Motivasi
2)
Pemahaman
3)
Pemerolehan
4)
Penyimpanan
5)
Ingatan kembali
6)
Generalisasi
7)
Perlakuan
8)
Umpan balik
Teori belajar pemrosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup
beberapa tahapan. Tahapan-tahapan ini dapat dimudahkan dengan menggunakan
metode pembelajaran yang mengikuti urutan tertentu sebagai peristiwa
pembelajaran (the events of instruction), yang mempreskripsikan
kondisi belajar internal dan eksternal utama untuk kapabilitas apapun. Sembilan
tahapan dalam peristiwa pembelajaran yang diasumsikan sebagai cara-cara
eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan
belajar adalah:
1.
Menarik perhatian
2.
Memberitahukan tujuan
pembelajaran kepada siswa
3.
Merangsang ingatan pada
prasyarat belajar
4.
Menyajikan bahan perangsang
5.
Memberikan bimbingan belajar
6.
Mendorong unjuk kerja
7.
Memberikan balikan informatif
8.
Menilai unjuk kerja
9.
Meningkatkan retensi dan alih
belajar
2.3 Penerapan dalam Kurikulum
Dalam aplikasi
teori pemrosesan informasi dalam kurikulum, kita dapat mengambil teori yang
disampaikan oleh Gagne tentang tahapan belajar dari fakta sampai pemecahan
masalah, serta tahapan tujuan dari yang
rendah sampai ke tinggi, dapat kita lihat pada keterangan yang dituliskan
Harjanto tentang pelajaran melukis, seperti berikut ini :
1. Siswa
dapat menyebutkan beberapa alat yang dipergunakan untuk mengambar berwarna
(fakta).
2. Siswa
dapat mengidentifikasi warna panas dan warna dingin (konsep).
3. Siswa
dapat menyatakan bahwa penempatan atau pemakaian kedua jenis warna tersebut
akan saling berpengaruh (prinsip).
4. Siswa
dapat melukis dengan komposisi warna yang harmonis (pemecahan masalah).
Teori belajar
pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif yang mengemukakan
bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun
memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Menurut Gagne, untuk
mengurangi muatan memori kerja bentuk pengetahuan yang dipelajari dapat berupa;
proposisi, produksi, dan mental images. Teori Gagne dan Briggs
mempreskripsikan adanya 1) kapabilitas belajar, 2) peristiwa pembelajaran, dan
3) pengorganisasian/urutan pembelajaran.
Keunggulan
strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi adalah:
1.
Cara berpikir yang
berorientasi pada proses lebih menonjol
2.
Penyajian pengetahuan
memenuhi aspek ekonomis
3.
Kapabilitas belajar
dapat disajikan lebih lengkap
4.
Adanya keterarahan
seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
5.
Adanya transfer belajar
pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
6.
Kontrol belajar (content
control, pace control, display control, dan conscious cognition control)
memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu (prinsip
perbedaan individual terlayani).
7.
Balikan informatif
memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah
dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Dengan demikian aplikasi teori
pemrosesan informasi dalam kurikulum
dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menentukan
tujuan-tujuan pembelajaran
2.
Menentukan materi pembelajaran
3.
Mengkaji sistem
informasi yang terkandung dalam materi pelajaran
4.
Menentukan pendekatan
belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah algoritmik atau
heuristik).
5.
Menyusun materi
pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya
6.
Menyajikan materi dan
membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi
pelajaran.
Gagne
merumuskan “ The domains of Learning “, yaitu kemampuan
belajar manusia terbagi kepada lima kategori, yaitu :
·
Motor/skill
: ketrampilan motorik
·
Informasi verbal, dapat
menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar.
·
Kemampuan intelektual,
yaitu kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan dunia luar yang berkaitan
dengan simbol-simbol.
·
Strategi kognitif : organisasi keterampilan yang internal
·
Sikap
2.4 Tujuan Pembelajaran ( dengan teori pemrosesan informasi)
Tujuan
pembelajaran dengan memanfaatkan teori belajar pemrosesan informasi, antara
lain :
1. Untuk
membantu terjadinya proses belajar sehingga individu mampu beradaptasi pada
lingkungan yang selalu berubah.
2. Untuk
menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang
berorientasi pada proses lebih menonjol.
3. Agar
kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
4. Untuk
melayani prinsip perbedaan individual
5. Untuk melatih memori
secara maksimal
6. Untuk keterarahan
seluruh kegiatan belajar
7. Agar terjadi
transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
2.5 Sistem Assesmen
Istilah
asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar merupakan suatu kegiatan
guru selama rentang pembelajaran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang memiliki karakteristik
individual yang unik (Depdiknas.2006). Dalam rangka pengambilan keputusan
tersebut, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan
kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh
potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan masing-masing.
Dari
rumusan tentang pengertian asesmen proses dan hasil belajar tersebut di atas,
nampak jelas bahwa ada 4 komponen penting dalam asesmen proses dan hasil
belajar, yaitu:
1. Pelacakan
terhadap kompetensi siswa mencakup proses dan hasil belajar. Asesmen proses
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dan
beberapa pertemuan berikutnya (dilakukan pada awal, pertengahan atau akhir
pertemuan). Hasil asesmen proses memberikan gambaran tentang kompetensi siswa
(sementara) pada pertemuan tersebut. Hasil pemantauan kompetensi sementara ini
menjadi bahan acuan bagi guru dalam menentukan langkah pembelajaran berikutnya.
2. Kompetensi
siswa sebagai tujuan pembelajaran hakikatnya adalah kesatuan utuh (holistik)
pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai dan sikap yang dapat ditampilkan
siswa dalam berpikir dan bertindak. Oleh karena itu asesmen harus mencakup
ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
3. Assesmen
dilakukan selama rentang pembelajaran; maknanya bahwa assesmen merupakan satu
kesatuan integral dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, bukan bagian
yang terpisah dari pembelajaran.
4. Pengambilan
keputusan dalam asesmen didasarkan pada karakteristik siswa secara individual.
Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai data/informasi yang diperoleh
dari berbagai teknik dan instrumen asesmen sesuai dengan karakteristik
masing-masing siswa, baik teknik tes maupun non tes.
Alasan perlunya
melakukan asesmen, adalah untuk: (1) mendiagnosa kekuatan dan kelemahan pembelajaran,
(2) memantau kemajuan belajar, (3) memberi atribut pemberian nilai, dan (4)
menentukan efektivitas pengajaran.
Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan 4 hal pokok terkait dengan tindakan asesmen,
yaitu: (1) asesmen merupakan kegiatan mengumpulkan informasi karakteristik
siswa yang dilakukan secara sistematis, (2) tujuan utama proses asesmen dalam
pendidikan adalah untuk menginterpretasikan perbedaan dalam pola-pola belajar
siswa, (3) asesmen dapat membantu pengajar memfokuskan diri pada strategi
mengajar yang efisien dan tepat, dan (4) asesmen pada dasarnya merupakan proses
yang berlangsung terus-menerus.
Tujuan Asesmen Proses dan
Hasil belajar
Balitbang Depdiknas
(2006: 3) secara rinci menyatakan bahwa tujuan asesmen proses dan hasil belajar
adalah:
a.
Untuk mengetahui
tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
b.
Untuk memberikan umpan
balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi.
c.
Untuk memantau kemajuan
dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat
dilakukan pengayaan dan remedial.
d.
Untuk umpan balik bagi
guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang
digunakan.
e.
Untuk memberikan pilihan
alternatif penilaian kepada guru.
f.
Untuk memberikan
informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
Teknik Asesmen Proses dan
Hasil Belajar
Untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar siswa dapat dilakukan dengan teknik tes maupun non tes, baik
untuk mengakses proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan
informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara asesmen kemajuan belajar peserta
didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Asesmen
suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian
hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Setidaknya ada tujuh ragam teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk
kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
v
Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja (Performance
assessment atau performance-based assessment) merupakan jenis
penilaian yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendemonstrasikan
pengetahuan, dan keterampilan yang mereka miliki dalam berbagai konteks.
Seperti berbicara, berpidato, membaca puisi, dan berdiskusi; kemampuan peserta
didik dalam memecahkan masalah dalam kelompok; partisipasi peserta didik dalam
diskusi; ketrampilan menari; ketrampilan memainkan alat musik; kemampuan
berolahraga; ketrampilan menggunakan peralatan laboratorium; praktek sholat,
bermain peran, bernyanyi, dan ketrampilan mengoperasikan suatu alat.
v Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang berbentuk
pemberian tugas yang mengandung penyelidikan (investigasi) yang harus selesai
dalam waktu tertentu. Penyelidikan tersebut dilaksanakan secara bertahap yakni
perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data. Penilaian
penugasan ini bermanfaat untuk menilai keterampilan menyelidiki secara umum,
pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan mengaplikasi
pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan subjek
secara jelas. Penugasan dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
v
Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan
yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta
didik, pekerjaan-pekerjaan yang sedang dilakukan, beberapa contoh tes yang
telah selesai dilakukan, berbagai keterangan-keterangan yang diperoleh peserta
didik, keselarasan antara pembelajaran dan tujuan spesifik yang telah
dirumuskan, contoh-contoh hasil pekerjaannya sehari-hari, evaluasi diri
terhadap perkembangan pembelajaran dan hasil observasi guru.
v
Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak
suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu/objek. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau
tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif,
kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh
seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah
kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif
adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu
berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai
berikut : sikap terhadap materi pelajaran, sikap terhadap guru/pengajar, sikap
terhadap proses pembelajaran, sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Asesmen sikap dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi, daftar chek, skala sikap, buku harian, angket, ungkapan
perasaan, catatan anekdot, dan lain lain.
v
Teknik Tes
Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis
dan tes perbuatan. Khusus tes tertulis, ragamnya meliputi : tes essay
atau disebut juga tes subyektif dan tes obyektif, yang terdiri dari tes isian,
salah-benar, menjodohkan dan pilihan ganda.
Tes essay atau tes uraian adalah
bentuk tes berupa soal-soal yang masing-masing mengandung permasalahan dan
menuntut penguraian sebagai jawabannya. Materi tes yang dipilih adalah materi
yang sekiranya cocok untuk tes essay. Tes ini dibedakan menjadi 2 yaitu: tes
uraian jawaban singkat yaitu tes yang meminta jawaban panjangnya sekitar satu
dua kalimat dan tes uraian jawaban luas/panjang.
Tes obyektif terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang harus dijawab atau
dipilih dari beberapa alternatif jawaban dengan cara menulisnya, atau mengisi
jawaban pendek tanpa menguraikan. Tes ini disebut obyektif karena skor yang diberikan
relatif tidak dipengaruhi oleh faktor subyektif penilai. Ragam tes obyektif
meliputi tes isian (Completion Test), Tes Salah-Benar (True False
Test), Tes Menjodohkan (Matching Test), dan Tes Pilihan Ganda (Multiple
Choice Test).
v
Asesmen Produk
Asesmen produk merupakan ragam penilaian
untuk menilai kemampuan siswa dalam membuat produk tertentu, seperti :
teknologi tepat guna, karya seni, keramik, lukisan dan lain-lain. Asesmen
produk dapat digunakan untuk menilai proses maupun hasil belajar siswa. Pengembangan
produk meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan produk dan
tahap penilaian produk.
v
Asesmen diri (self assessment)
Asesmen diri adalah suatu teknik penilaian
dimana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,
proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata
pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan utama
asesmen diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses pembelajaran. Ada
beberapa jenis asesmen diri, diantaranya adalah : a) penilaian langsung dan
spesifik, yaitu penilaian langsung pada saat atau setelah siswa melakukan tugas
tertentu, b) penilaian tidak langsung dan holistik, yaitu penilaian yang
dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, misalnya satu semester untuk
memberikan penilaian secara keseluruhan, dan c) penilaian sosia-afektif, yaitu
penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emosional. Misalnya siswa diminta
untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap obyek tertentu.
Prosedur Asesmen Proses dan
Hasil Belajar
Prosedur asesmen proses dan hasil belajar
meliputi penetapan indikator pencapaian kompetensi, penetapan kriteria
ketuntasan belajar, pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator, dan penetapan teknik asesmen.
Teknik Asesmen
Dalam memilih teknik asesmen
mempertimbangkan ciri indikator, contoh :
·
Apabila tuntutan
indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja
(performance).
·
Apabila tuntutan
indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah
tertulis.
·
Apabila tuntutan
indikator memuat unsur penyelidikan, maka teknik penilaiannya adalah proyek.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori pemprosesan informasi
menyatakan bahwa hanya sedikit informasi yang dapat diolah dalam memori kerja
setiap saat. Terlalu banyak elemen bisa sangat membebani memori kerja sehingga
menurunkan keefektifan pengolahan informasi. Jika penerima diharuskan membagi
perhatian mereka diantara, dan mengintegrasikan secara mental dua atau lebih
sumber-sumber informasi yang berkaitan misalnya, teks dan diagram, proses ini
mungkin menempatkan suatu ketegangan yang tidak perlu pada memori kerja yang
terbatas dan menghambat pemerolehan informasi.
Adanya psikologi proses informasi
tidak bisa dilepaskan dari pada teori-teori belajar sebelumnya, baik itu
asosianistik, kognitif maupun yang lain. Namun pada kenyataannya dalam teori
psikologi prosesn informasi ini secara jelas menyatakan dengan jelas tentang
aspek kognitif dari pada aspek behavioristiknya. Terbukti dalam bukunya Olson
dan Hergenhahn ini menunjukkan proses informasi itu sendiri yang terdiri dari
input, proses dan output. Dan proses ini lebih menunjukkan pengolahan pada
proses yang terjadi dalam memory. Sehingga kemudian kekuatan memory ini dibagi
menjadi dua yaitu memory jangka pendek dan memory jangka panjang. Ini kemudian
muncul bahwa dalam suatu memory ada yang hanya mampu menampung informasi dalam
jangka waktu tertentu.
3.2
Saran
Dengan memahami
teori pembelajaran pemrosesan informasi diharapkan kepada para pendidik dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran hendaknya menciptakan suasana interaktif,
inspiratif, menyenangkan, memberi tantangan, memunculkan motivasi untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran, dan memberikan ruang serta kesempatan kepada
peserta didik untuk berkreatifitas sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisiknya. Demikian juga untuk para peserta didik, jangan hanya menjadikan guru
sebagai satu-satunya sumber belajar, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengakses ilmu dan
perkembangannya melalui kemajuan teknologi.
Ketika seorang
pendidik berpikir tentang informasi apa yang harus dimiliki oleh peserta
didiknya, maka pada saat itu juga pendidik semestinya berpikir pengalaman
belajar yang bagaimana yang harus didesain agar tujuan dan kompetensi itu dapat diperoleh setiap peserta didik. Maka
bagi para pendidik di sekolah, sudah waktunya memberikan pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Kebutuhan ini dibungkus dengan sebaik-baik
penyajian, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memberi pengaruh
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Dan bagi para tenaga kependidikan,
terkhusus bagi kepala sekolah dan para pengawas, sudah waktunya untuk tidak
terlalu memaksakan para pendidik dalam pencapaian target kurikulum, tetapi
lebih mengutamakan pada pengelolaan proses pembelajaran dan mengevaluasi setiap
target setiap pertemuan.
DAFTAR PUSTAKA
Asri Budiningsih C., 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Anonim. 2012. Teori Pemrosesan
Informasi. Diakses pada tanggal 27 Februari 2012.
Tersedia di alamat web : http://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi/
Anonim. 2012. Teori Pemrosesan
Informasi. Diakses pada tanggal 27 Februari 2012.
Tersedia di alamat web : http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-pemrosesan-informasi.html
Anonim. 2012. Pemrosesan Informasi.
Diakses pada tanggal 27 Februari 2012.Tersedia
di alamat web : http://aryworo.blogspot.com/2011/08/pemrosesan-informasi.html
Anonim. 2012. Teori Pemrosesan
Informasi. Diakses pada tanggal 27 Februari 2012.Tersedia
di alamat web : http://mawardis3ip.staff.fkip.uns.ac.id/.../asesmen-proses-dan-hasil-belajar-...
Evaluasi
A.
Pilihan
Ganda
1. Di
bawah ini merupakan teori-teori belajar dalam pembelajaran, kecuali . . .
a. Teori
Behavioristik
b. Teori
Kognitif
c.
Teori
Afektif
d. Teori
Pemrosesan Informasi
e. Teori
Motivasi
2. Teori
kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak adalah konsep dari . . .
a.
Teori Pemrosesan
Informasi
b. Teori
Sibernetik
c. Teori
Kecerdasan Majemuk
d. Teori
Konstruktivistik
e. Teori
Humanistik
3. Pencetus
Teori Pemrosesan Informasi (Information
Processing Learning Theory) adalah . . .
a. Lefrancois
b. Slavin
c.
Robert
Milis Gagne
d. Robert
S. Siegler
e. Bob Siegler
4. Yang
tidak termasuk dalam macam-macam ingatan di bawah ini adalah . . .
a. Sensory
Memory
b. Ingatan
Inderawi
c. Short-Term/Working
Memory
d.
Information
Memory
e. Long-Term
Memory
5. Memori yang mempertahankan
informasi dunia dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat adalah
. . .
a. Memori
Jangka Pendek
b. Memori
Jangka Panjang
c. Memori
Kerja
d.
Memori
Sensoris
e. Memori
Terbatas
6. Sistem sensoris
manusia yang bersifat sensitif terhadap beragam perangsang yang berlimpah,
kecuali . . .
a. Penglihatan
b. Pendengaran
c. Perasa
d. Sentuhan
e.
Gerakan
7. Bagian dari
sistem memori yang menyimpan banyak informasi secara relatif permanen selama
periode waktu yang lama disebut . . .
a. Sensory
Receptor
b. Working Memory
c.
Long-Term
Memory
d. Intake
Register
e. Information
Memory
8. Hasil
akhir dari proses memori disebut . . .
a.
Retrieval
b. Encoding
c. Otomatisasi
d. Generalisasi
e. Konstruksi
strategi
9. Interpretasi
seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai . . .
a. Encoding
b. Respons
c. Retrieval
d. Stimulus
e.
Persepsi
10. Yang
bukan termasuk faktor yang mempengaruhi persepsi di bawah ini adalah . . .
a. Status
mental
b. Pengalaman
masa lalu
c. Pengetahuan
d. Motivasi
e.
Harga
diri
11. Proses
memasukkan informasi ke dalam memori disebut . . .
a.
Kontruktiv
b.
Responsif
c.
Encoding
d.
Transfer
e.
Sistem input
12. Suatu bagian
dari memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum adalah . .
.
a.
Memori episodik
b.
Memori
semantik
c.
Memori procedural
d.
Memori pendek
e.
Memori cepat
13.
Memori episodik adalah bagian memori
jangka panjang yang bertugas menyimpan . . .
a.
Gambaran
dari pengalaman-pangalaman pribadi
b. Informasi tentang
bagaimana melakukan sesuatu
c. Fakta
d. Pengetahuan
umum
e. Informasi
yang panjang
14.
Pada hakikatnya model pembelajaran
dengan pemprosesan/pengolahan informasi didasarkan pada . . .
a.
Teori belajar
kognitif
b. Teori belajar
humanistik
c. Teori belajar
behavioristik
d. Teori belajar neuro-sciece
e. Teori belajar
sosio-kultural
15.
Di bawah ini adalah
strategi pembelajaran model proses informasi, kecuali . . .
a. Mengajar
induktif
b. Latihan inquiry
c. Inquiry
keilmuan
d.
Memilih
ilmu
e. Advanced organizer model
16.
Menurut Gagne, ada
delapan fase tahapan proses pembelajaran. Yang bukan termasuk di dalamnya
adalah . . .
a.
Motivasi
b.
Ingatan kembali
c.
Generalisasi
d.
Umpan balik
e. Pemisahan
17. Tahapan dalam peristiwa pembelajaran yang diasumsikan sebagai
cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam
kegiatan belajar, kecuali . . .
a.
Memberitahukan tujuan
pembelajaran kepada siswa
b. Memaksa siswa untuk
memahami
c.
Merangsang ingatan pada
prasyarat belajar
d.
Menyajikan bahan perangsang
e.
Mendorong unjuk kerja
18. Memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Menurut
Gagne, untuk mengurangi muatan memori kerja bentuk pengetahuan, yang dipelajari
dapat berupa . . .
a.
Respon
b. Proposisi, produksi, dan mental images
c. Stimulasi
d. Motivasi
e.
Ilmu
19. Aplikasi teori pemrosesan informasi dalam kurikulum dapat diterapkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut, kecuali :
a. Menentukan
tujuan-tujuan pembelajaran
b. Mengkaji
sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran
c. Menentukan
pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah
algoritmik atau heuristik).
d.
Mengacak
materi pelajaran sesuai yang ingin diajarkan
e. Menyajikan
materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan
materi pelajaran
20.
“ The domains of Learning “, yaitu
kemampuan belajar manusia terbagi kepada
lima kategori. Yang tidak termasuk diantaranya adalah . . .
a.
Kemampuan
otot
b. Ketrampilan
motorik
c. Informasi
verbal
d. Kemampuan
intelektual
e. Strategi
kognitif
21.
Penilaian atas proses
dan hasil belajar yang merupakan suatu kegiatan guru selama rentang
pembelajaran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi peserta didik yang memiliki karakteristik individual yang unik
dikenal dengan istilah . . .
a. Pembelajaran
b. Ujian
c.
Assesmen
d. Evaluasi
e. Interpretasi
22.
Berikut ini yang bukan
merupakan alasan perlunya melakukan assesmen adalah . . .
a. Mendiagnosa
kekuatan dan kelemahan pembelajaran
b. Memantau
kemajuan belajar
c.
Untuk
memenuhi tuntutan profesi
d. Memberi
atribut pemberian nilai
e. Menentukan
efektivitas pengajaran
23.
Tujuan assesmen proses dan
hasil belajar di bawah ini, kecuali :
a.
Untuk mengetahui
tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung
b.
Untuk memberikan umpan
balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi
c.
Untuk memberikan
pilihan alternatif penilaian kepada guru
d. Untuk mengikuti
prosedur pembelajaran yang sudah ada
e.
Untuk memberikan
informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan
24. Di bawah ini adalah ragam
teknik yang dapat digunakan dalam assesmen, kecuali . . .
a.
Penilaian unjuk kerja
b.
Penilaian sikap
c.
Penggunaan portofolio
d.
Penilaian diri
e. Penilaian finansial
25. Jenis
penilaian yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendemonstrasikan
pengetahuan, dan keterampilan yang mereka miliki dalam berbagai konteks disebut
. . .
a. Penilaian unjuk kerja (Performance assessment atau performance-based
assessment)
b.
Portofolio
c.
Penilaian Sikap
d.
Asesmen produk
e. Asesmen diri (self assessment)
26. Asesmen sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara, kecuali . . .
a.
Observasi perilaku
b.
Pertanyaan langsung
c. Memberikan ujian tertulis
d.
Skala sikap
e.
Catatan anekdot
27. Yang bukan termasuk dalam ragam tes obyektif tertulis adalah . . .
a.
Tes Isian (Completion Test)
b.
Tes Salah-Benar (True False
Test)
c.
Tes Menjodohkan (Matching
Test)
d. Test Essay
e.
Tes Pilihan Ganda (Multiple
Choice Test)
28.
Tes berupa soal-soal yang
masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut penguraian sebagai
jawabannya disebut . . .
a.
Tes Isian (Completion Test)
b.
Tes Salah-Benar (True False
Test)
c.
Tes Menjodohkan (Matching
Test)
d.
Tes Pilihan Ganda (Multiple
Choice Test)
e. Test Essay
29. Ragam penilaian untuk menilai kemampuan siswa dalam membuat produk
tertentu, seperti teknologi tepat guna, karya seni, keramik, lukisan dan
lain-lain disebut . . .
a. Asesmen diri (self assessment)
b. Asesmen produk
c.
Asesmen proyek
d.
Asesmen sikap
e.
Portofolio
30. Prosedur asesmen proses dan hasil belajar meliputi beberapa hal
berikut, kecuali . . .
a.
Penetapan indikator pencapaian
kompetensi
b.
Penetapan kriteria ketuntasan belajar
c.
Pemetaan standar kompetensi
d.
Penetapan teknik asesmen
e. Pembuatan RPP dan silabus
B.
Essay
1. Soal : Sebutkan dan jelaskan tiga
taraf struktural sistem informasi !
Jawab : tiga taraf struktural sistem
informasi, yaitu:
5)
Sensory atau intake register: informasi
masuk ke sistem melalui sensory register,
tetapi hanya disimpan untuk periode waktu
terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi
masuk ke working memory yang digabungkan dengan
informasi di long-term memory.
6)
Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working
memory, dan disini berlangsung berpikir
yang sadar. Kelemahan working memory sangat
terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan
sejumlah kecil informasi secara serempak.
7)
Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik.
Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di
dalamnya.
2. Soal : Gambarkan
dalam skema tiga taraf struktural sistem informasi !
Jawab : Ketiga komponen tersebut jika digambarkan
adalah sebagai berikut :
8)
3. Soal : Memori jangka panjang dibagi
menjadi tiga bagian, sebutkan dan
jelaskan ketiganya !
Jawab : Memori jangka panjang dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu :
1)
Memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran
dari pengalaman-pangalaman pribadi kita.
2)
Memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang
menyimpan fakta dan pengetahuan umum.
3)
Memori procedural, yaitu memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana
melakukan sesuatu.
4.
Soal : Jelaskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan teori belajar pemrosesan informasi !
Jawab : Tujuan
pembelajaran dengan memanfaatkan teori belajar pemrosesan informasi, antara lain :
8. Untuk
membantu terjadinya proses belajar sehingga individu mampu beradaptasi pada
lingkungan yang selalu berubah.
9. Untuk
menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang
berorientasi pada proses lebih menonjol.
10. Agar
kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
11. Untuk
melayani prinsip perbedaan individual
12. Untuk melatih memori
secara maksimal
13. Untuk
keterarahan seluruh kegiatan belajar
14. Agar terjadi
transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
5. Soal : Jelaskan 3 komponen sikap dalam
assesmen sikap !
Jawab : 3 komponen sikap dalam assesmen sikap, meliputi :
Ø Komponen
afektif, adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya
terhadap sesuatu objek.
Ø Komponen
kognitif, adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek.
Ø Komponen
konatif, adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara
tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Catatan
: Jawaban pada soal pilihan ganda adalah bagian yang ditebalkan/dihitamkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar