Senin, 18 Juni 2012

Teori Motivasi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Didalam dunia pendidikan bukanlah hal yang aneh atupun hal yang luar biasa ketika terjadi perubahan-perubahan sikap, pola pikir, ataupun kemampuan yang dialami seorang sisiwa, karena hal tersebut merupakan suatu siklus penyesuaian otak dari peserta didik, terhadap apa yang kita berikan kepada mereka. Tentu dengan munculnya hal-hal ini akan membuat kita untuk membuat suatu tindakan yang dapat membuat pemikiran mereka mampu menyesuaikan ataupun mengimbangi terhadap materi yang kita berikan.
Motivasi merupan suatu bentuk dukungan yang diberikan seseorang guna memberikan semangat terhadap orang lain. Didalam dunia pendidikan motivasi tak hanya sekedar tindakan insiatif dari seorang pengajar yang memberikan dukungan terhadap seorang peserta didik saja, namun merupakn keharusan atau dapat dikatakan sebagai hal wajib yang harus dilakukan untuk membantu para peserta didik agar dapat melakukan hal-hal yang menjadi tanggung jawab mereka.
Tak hanya sekedar memberikan dukungan pada saat kegiatan belajar mengajar saja, namun motivasi juga dikut sertakan dalam kurikulum yang mana hal ini akan ikut membantu terselenggaranya pendidikan yang optimal dan terorganisir. Sehigganya guru dituntu untuk mengetahui konsep-konsep serta teori motivasi agar tak terjadi istilah motivasi cacat, atau yang sering kita kenal dengan tidak terselenggaranya motivasi dengan baik.
Adapun hasil aakhir yang ingin kita ketahui maka akan dilihat menggunkan penilaian ataupun assesmen, yang mana assesmen merupan Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
1.2  Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini yang menjadi inti dari rumusan masalah yakni meliputi:
1.      Apa yang dimaksud teory motivasi?
2.      Bagaimana teory motivasi itu diganakan dalam pembelajran?
3.      Bagaiman implikasi teory motivasi didalam kurikulum?
4.      Apa dan bagaiman tujuan dari sebuah pembelajaran?
5.      Apa tujuan dari sisitem assesmen?
1.3  Tujuan penulisan
Yang menjadi tujuan pokok dari penyusunan makalah ini yakni agar dapat membantu para pengajar atau guru dalam memahami para peserta didik mereka, sehingga mereka dapat memberikan motivasi yang sesuai bagi para peserta didik. Sehingga dilapangan nanti guru dapat melaksanakn proses blejar mengajar yang jelastujuan utamanya, meningkatkan kualitas belajar peserta didik dalam rangka penigkatan kualitas pendidikan yang diharapkan.


BAB II
UARAIAN MATERI

2.1  Teory Motivasi
Orang-orang tidak hanya berbeda dalam kemampuan melakukan sesuatu tetapi juga dalam motivasi mereka melakukan hal itu. " Motivasi orang bergantung pada kuat lemahnya motif yang ada. Motif berarti suatu keadaan di dalam diri seseorang (inner state) yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan dan menyalurkan perilaku ke arah tujuan." (Koontz, 1990:115).
Peranan manusia dalam mencapai tujuan tersebut sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami motivasi manusia bekerja pada suatu organisasi, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Adapun beberapa pengertian motivasi adalah sebagai berikut: "Motivasi berarti sesuatu hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Jadi motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu." (Manullang, 1982:76).
"Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan jiwa dan jasmani untuk berbuat mencapai tujuan, sehingga motivasi merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam pebuatannya itu mempunyai tujuan tertentu." (As'ad, 1995:45).
Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien." (Sarwoto, 1983:135).
Dari ketiga definisi tentang motivasi dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan dari apa yang dibutuhkannya. Adapun teori teori moyivasi yang sudah banyak dikenal yakni:
a.      Teori Maslow
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut:
1.      Kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhan akan rasa aman
3.      Kebutuhan afiliasi dan askeptansi
4.      Kebutuhan penghargaan
5.      Kebutuhan perwujudan diri
b.      Teori Dua Faktor Herzberg
Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi yaitu:
1.      Hygiene Factors, yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
2.      Motivation Factors, yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan. (Koontz, 1990:123)
c.       Teori Kebutuhan ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer (Existence, Relatedness, Growth) adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer. Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan pokok manusia:
1.      Existence Needs (Kebutuhan Keadaan) adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman serta hygienefactors dari Herzberg.
2.       RelatednessNeeds(Kebutuhan Berhubungan), mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslowdanhygiene factors dari Herzberg.
3.      Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan motivation factors dari Herzberg.(Koontz, 1990:121)
2.      Teori Motivasi Ekspektansi
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. (Koontz, 1990:123)
3.      Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan. (Griffin, 1998:259)
4.      Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. Ia membedakan 2 tipe pekerja yaitu X dan Y.
1.      Teori X, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya malas dan tidak mau bekerja sama.
2.      Teori Y, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya energik, berorientasi kepada perkembangan, memotivasi diri sendiri, dan tertarik untuk menjadi produktif. (Griffin, 1998:260)




2.2  Penerapan Teory Motivasi Dalam Pembelajaran
Bagian ini secara khusus akan membicarakan teori motivasi sebagai penggerak aktivitas pendidikan. Lebih menukik, akan dibicarakan pengertian motivasi, bentuk-bentuk motivasi, motivasi sebagai daya dorong bertindak, dan peran motivasi dalam pendidikan.
Maslow (Robert W Crapps, 1998:161) menyatakan bahwa banyak tulisan mengenai motivasi selalu menghubung-hubungkannya dengan self-actualization (aktualisasi diri) dan peak-experience (pengalaman puncak). Handoko memberikan definisi motivasi yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, menggerakan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Motif sendiri adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang orang berbuat sesuatu atau melakukan tindakan atau bersikap tertentu.
Ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai benang merah mengenai pengertian motivasi, yaitu motivasi bekerja dari dalam dan mengatur tinggi rendahnya aktivitas manusia. Aktivitas ini bisa berwujud fisik maupun aktivitas psikis. Perhatian psikologi khususnya motivasi terhadap pendidikan dilakukan oleh banyak ahli. Menurut Sri Rumini,dkk ( 1995:62) motivasi dalam pendidikan diperlukan untuk reinforcement, yaitu stimulus yang memperkuat dan mempertahankan tingkah (aku yang dikehendaki, yang merupakan kondisi mutlak bagi proses belajar mengajar.
Motivasi dalam konteks pendidikan merupakan aktivitas penididikan berupa pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan. Sebab, menurut M.J Langeveld (Sutar Imam Bamadib, 1987:35), kalau sudah tidak lagi membutuhkan pertolongan tentu tidak lagi perlu dididik.
Motivasi sendiri dapat digolongkan dalam banyak aspek, sementara pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kecerdasan anak didik dan motivasi memiliki peranan pada tingkah laku manusia. Proses pendidikan karena dipengaruhi oleh banyak komponen yang dibutuhkan, maka banyak komponen pendukung yang diperlukan juga, termasuk motivasi. Pendidikan sedapat mungkin menimbulkan dan memupuk motivasi belajar anak didik. Pendidikan tidak mungkin terlepas dan pengaruh lingkungan, sementara lingkungan terdiri dari gejala-gejala yang saling mempengaruhi.
Motivasi mempunyai arti dalam belajar, menurut teori kebutuhan manusia termotivasi untuk bertindak kalau ia ingin memenuhi kebutuhannya. Para ahli psikologi mengartikan kebutuhan dalam kaitannya dengan motivasi dengan menggunakan cara yang berbeda-beda, diantaranya ada yang mementingkan kebutuhan fisik, seperti kebutuhan  untuk makan, minum, istirahat.
Maslow (1945) dengan teori kebutuhannya, menggambarkan hubungan hirarkis dari berbagai kebutuhan, dimana kebutuhan pertama merupakan dasar untuk timbul kebutuhan berikutnya. Jika kebutuhan pertama telah terpuaskan, barulah manusia mulai ada keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang berikutnya.
Tujuan laian dari motivasi adalah sebagai berikut :
1.      Mendorong timbulnya kelaukuan atau suatu perbuatan, seperti dorongan untuk belajar
2.      Motivasi bertujuan sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kecapaian tujuan yang diingink
3.      Motivasi bertujuan sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pertumbuhan.
Pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar, oleh sebab itu, menubuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Guru yang baik mengajar selamanya akan berusaha mendorong siswa untuk beraktivitas. Mencapai tujuan pembelajaran
Ada dua tujuan motivasi dalam proses pembelajaran, yakni:
1.      Mendorong siswa untuk beraktivitas
Misalnya, guru   memberikan tugas membuat kliping tentang flora dan fauna ia ingin agar tugas klipingnya mendapat nilai maksimal dari guru, ia kumpulkan bahn bacaan seperti majalah dan Koran menyangkut flora dan fauna tiada hentinya ia membaca satu persatu bahan bacaan itu sekali-kalai wajahnya berseri-seri ketika ia menentukan bahan bacaan yang dianggap baik. Hal ini menunjukkan bahwa prilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut motivasi. dengan demikian, dapat dikatakan besar kecilnya semangat seseorang untuk bekerja atau beraktivitas sangat ditentukan oleh besar kecilnya motivasi orang yang bersangkutan.
2.      Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Yaitu dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Pada intinya tujuan motivasi ini dapat di simpulkan bahwa motivasi sebagai  pendorong perbuatan, motivasi sebagai pengarah perbuatan dan motivasi sebagai penyeleksi perbuatan
2.3  Penerapan dalam kurikulum
Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karana adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Definisi lain menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar mengajar antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber, dan alat pengukur pengembanagn kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum lainnya untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum:
  1. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan (goals dan general objectifes) yang jelas.
  2. Suatu progam atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari kurikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
  3. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
  4. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong difersitas diantara para pelajar.
  5. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar mengajar, seperti tujuan konten, aktifitas, sumber, alat pengukuran, penjadwalan, dan fasilitas yang menunjang.
  6. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan karakteristik siswa pengguna.
  7. The subject Arm Approach adalah pendekatan kurikulum yang banyak di gunakan di sekolah.
  8. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya perencanaan guru – siswa .
  9. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang memungkinkan masuknya ide-ide spontan selama terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam situasi belajar yang khusus.
10.  Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif,  afektif, dan psikomotorik.
Apabila meninjau dari fungsi motivasi sendiri motivasi merupakan suatu dorongan untuk dapat bisa membuat individu yang yang mendapatkanya agara bisa lebih maju. Sehingganya dampak ataupun pengaruh motivasi terhadap kurikulum, pada dasarnya tidak dapat langsung dilihat dalam kurikum tersebut. Dengan kata lain ada sarana penghubung antara fungsi motivasi terhadap kurikulum tersebut. Adapun penghubung terseebut adalah para pembuat kurikulum tersebut, dimana dengan termotivasinya para pembuat kurikulum maka rancangan kurikulum tersebut akan dapat lebih praktis dan efektif dalam pembelajaran.
2.4  Tujuan dalam pembelajaran
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajar­an adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasar­kan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa, dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna, dan dapat terukur.
Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyedia­kan pengalaman-pengalaman belajar.
Contoh rumusan tujuan umum (goals) :
Siswa hendak mengembangkan keterampilan dasar matematika; Siswa hendak mengembangkan apresiasi sajak.
Kalau kita perhatikan, tujuan-tujuan tersebut memang berguna untuk merancang keseluruhan tujuan program pembelajaran, tetapi kurang spesifik dalam upaya pelaksanaan urutan pembelajaran, karena tujuan yang dibutuhkan adalah yang jelas dan dapat diukur.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu rumusan tujuan dan menentukan tingkah laku siswa yang spesifik yang mengacu ke tujuan tersebut. Tingkah laku yang spesifik harus dapat diamati oleh guru yang ditunjukkan oleh siswa, misalnya mem­baca lisan, menulis karangan, untuk mengoperasionalisasikan tujuan suatu tingkah laku harus didefinisikan di mana guru dapat mengamati dan menentukan kemajuan siswa sehubungan dengan tujuan tersebut.
Suatu tujuan pembelajaran seyogianya memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.          Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam situasi bermain peran;
2.          Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;
3.          Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan mem­beri label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
Mager, merumuskan konsep tujuan pembelajaran yang menitik­beratkan pada tingkah laku siswa atau perbuatan (performance) se­bagai output (keluaran) pada diri siswa, yang dapat diamati. Output tersebut menjadi petunjuk, bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar. Pada mulanya siswa tidak dapat menunjukkan tingkah laku tertentu, setelah belajar dia dapat melakukan tingkah laku tersebut. Ini berarti, siswa telah belajar. Dengan kata lain, proses pembelajaran memberikan dampak tertentu pada tingkah laku siswa.
Timbul pertanyaan : apakah tingkah laku yang dipertunjukkan itu sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan? Untuk menjawab per­tanyaan tersebut, diperlukan dasar pertimbangan berupa seperangkat ukuran (standar) atau kriteria. Berdasarkan ukuran/kriteria itu dapat dibandingkan antara tingkah laku senyatanya dengan tingkah laku yang diharapkan (yang telah dirumuskan dalam bentuk tujuan tingkah laku). Jika siswa tidak menunjukkan tingkah laku yang sesuai dengan tujuan tersebut, berarti siswa tidak melakukan perbuatan belajar, atau per­buatan belajamya kurang berhasil.
Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasil pembelajaran, dan juga menjadi landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan isi dan metode itu selanjutnya ditentukan kondisi-kondisi kegiatan pembelajaran yang terkait dengan tujuan ting­kah laku tersebut, yang disebut sebagai kondisi internal. Kegiatan­-kegiatan yang tidak terkait dengan tujuan tingkah laku disebut kondisi luar. Berdasarkan pemikiran ini, maka dianggap perlu menentukan kondisi-kondisi eksternal yang berguna untuk meyakinkan bahwa perilaku yang diperoleh benar-benar disebabkan oleh kegiatan belajar, bukan karena sebab-sebab lainnya.
Tujuan merupakan tolok ukur terhadap keberhasilan pembelajar­an. Karena itu perlu disusun suatu deskripsi tentang cara mengukur tingkah laku. Deskripsi ltu disusun dalam bentuk deskripsi pengukuran tingkah laku yang dapat diukur, atau tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung. Keterampilan melemparkan bola adalah peri­laku yang dapat diamati secara langsung, sedangkan sikap terhadap suku lain adalah perilaku yang tak dapat diamati secara langsung.
2.5  Sistem Assesmen
Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode dan / atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar pesertadidik.
a.       Menurut Robert M Smith (2002), “Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
b.      Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis, “Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
Dengan melihat uraian mengenai definisi assesmen menurut para ahli maka dapat diketahui bahwa tujuan dari assesmen adalah, Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran (classroom assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Asesmen bertujuan antara lain untuk:
  1. Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar,
  2. Memonitor kemajuan siswa,
  3. Menentukan jenjang kemampuan siswa,
  4. Menentukan efektivitas pembelajaran,
  5. Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran,
  6. Mengevaluasi kinerja guru kelas,
  7. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru
Setiap penggunaan asesmen alternatif bentuk apapun dicirikan oleh hal-hal berikut:
  1. Menuntut siswa untuk merancang, membuat, menghasilkan, menunjukkan atau melakukan sesuatu;
  2. Memberi peluang untuk terjadinya berpikir kompleks dan/atau memecahkan masalah;
  3. Menggunakan kegiatan-kegiatan yang bermakna secara instruksional;
  4. Menuntut penerapan yang autentik pada dunia nyata;
  5. Pensekoran lebih didasarkan pada pertimbangan manusia yang terlatih daripada mengandalkan mesin. Untuk memperoleh asesmen dengan standar tinggi, maka penggunaan asesmen harus relevan dengan standar atau kebutuhan hasil belajar siswa; adil bagi semua siswa; akurat dalam pengukuran; berguna; layak dan dapat dipercaya (Herman,1997 dalam Mulyana, 2005)
Agar penggunaan asesmen dalam kelas sesuai dengan pembelajaran dan dapat meningkatkan pembelajaran tersebut Cottel (1991) dalam Mulyana (2005) menggagaskan 5 petujuk bagi guru penggunaan asesmen dalam kelas. Kelima petunjuk tersebut adalah: pertama, senantiasa menganggap bahwa pembelajaran terus berlangsung; kedua, selalu meminta siswa untuk menunjukkan bukti-bukti bagaimana mereka belajar; ketiga, memberi siswa umpan balik tentang respon kelas serta rencana pengajar tentang respon tersebut; keempat, melakukan penyesuaian-penyesuaian yang tepat untuk meningkatkan pembelajaran; dan kelima, menilai ulang bagaimana penyesuaian-penyesuaian tersebut bekerja cukup baik.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan jiwa dan jasmani untuk berbuat mencapai tujuan, sehingga motivasi merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam pebuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Adapun Tujuan dari motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Mendorong timbulnya kelaukuan atau suatu perbuatan, seperti dorongan untuk belajar
2.      Motivasi bertujuan sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kecapaian tujuan yang diingink
3.      Motivasi bertujuan sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pertumbuhan.
Didalam mewujudkan pendidikan yang optimal motivasi bukanlah satu-satu nya hal yang sangat berpengaruh, disamping motivasi yang menjadi ide pokok untuk terwujudnya pendidikan yang optimal yakni tujan dari pembelajran itu sendiri.
Sedangkan Suatu tujuan pembelajaran seyogianya memenuhi kriteria sebagai berikut :
4.          Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam situasi bermain peran;
5.          Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;
6.          Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan mem­beri label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
Untuk mengetahui hasil akhir dari sebuah proses pendidikan yang telah berlangsung apakah sudah terpenuhi taupun belum terpenuhi maka perlu dilakukan penilaian. Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran.
3.2  Saran
Membangun pendidikan untuk lebih maju dan melahirkan bibit intelektual yang propesional merupakan tanggung jawab kita semua sehinggnya mari bersama-sama kita wujudkan hal-hal tersebut. Tak hanya melalui materi namun sumbangan seperti motivasi/dukungan saja sudah sangat berpengaruh pada mereka.
Adapun masukan , kritikan, maupun saran yang dapat membangun kesempurnaan makalah ini penulis sangat mengharapkan, karana penulis memaklumi bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan. Dan apabila ada keselahan-keselahan yang ada pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,2006,Belajar dan Pembelajaran,Rineka Cipta
Nasution,2006,Belajar dan Mengajar,Bumi Aksara















SOAL DAN JAWABAN
A.  Objektif
1.      Teori apa yang dikenal dengan teori kebutuhan ?
a.      Teori Abraham H. Maslow
b.      Teori McClelland
c.       Teori Clyton Alderfer
d.      Teori Herzberg
e.       Teori Keadilan
2.      Teori yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi disebut teori?
a.       Teori Abraham H. Maslow
b.      Teori McClelland
c.       Teori Clyton Alderfer
d.      Teori Herzberg
e.       Teori Keadilan
3.      Dibawah ini yang tidak termasuk Teori penetapan tujuan (goal setting theory) yaitu ?
a.       Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
b.      Tujuan-tujuan mengatur upaya
c.       Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
d.      Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan
e.       Tujuan-tujuan mengoperasikan keuangan.
4.      Teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif, hal ini disebut dengan teori ?
a.       Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
b.      Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
c.       Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
d.      Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi
e.       Teori Herzberg (Teori Dua Faktor).
5.      Dibawah ini yang tidak termasuk motivasi seorang individu dalam Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi yang bersifat internal yaitu ?
a.       persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b.      harga diri
c.       harapan pribadi
d.      sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya
e.       kebutuhaan.
6.      Dibawah ini yang termasuk motivasi seorang individu dalam Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi yang bersifat eksternal yaitu ?
a.       persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b.      harga diri
c.       harapan pribadi
d.      kebutuhaan.
e.       sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
7.      Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien, definisi ini dikemukakan oleh ?
a.      Sarwoto
b.      As'ad
c.       Manullang
d.      Koontz
e.       Self-Actualization
8.      Teori yang diungkapkan oleh Vroom yang mengemukakan bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Teori ini disebut dengan teori ?
a.       Teori Motivasi Klasik
b.      Teori Motivasi Ekspektansi
c.       Teori Kebutuhan ERG Alderfer
d.      Teori Dua Faktor Herzberg
e.       Teori Maslow.
9.      Dalam penerapan teori motivasi yang menyatakan bahwa banyak tulisan mengenai motivasi selalu menghubung-hubungkannya dengan self-actualization (aktualisasi diri) dan peak-experience (pengalaman puncak). Siapa yang mengemukakan teori ini?
a.       Sarwoto
b.      As'ad
c.       Manullang
d.      Maslow (Robert W Crapps, 1998:161)
e.       Koontz.
10.  Sutari Imam Barnadib (1995:35) menyatakan bahwa ada lima faktor pendidikan yang saling mempengaruhi dan saling berhubungan satu sama lain. Diantara lima factor tersebut, manakah yang tidak termasuk dalam factor tersebut?
a.       faktor tujuan
b.       faktor pendidik
c.        faktor anak didik
d.       faktor alat-alat
e.       Faktor keuangan.
11.  Pada penerapan dalam kurikulum ada 2 pendekatan yang dilakukan, yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro, bagian-bagian yang merupakan pendekatan makro yaitu ?
a.       Menentukan Tujuan Materi
b.      Mengukur Kemampuan Awal Siswa dan Solusinya
c.       Menciptakan Sumber Belajar Unggul
d.      Pembentukan Perfomansi (perilaku)
e.       Menyusun Evaluasi.
12.  Pada teori motivasi Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) mempunya tingkat atau hierarki kebutuhan. Dan yang tidak termasuk pada tingkat atau hierarki kebutuhan tersebut adalah ?
a.       Kebutuhan fisiologikal (physiological needs)
b.      Kebutuhan rasa aman (safety needs)
c.       Kebutuhan mendasar
d.      kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
e.       kebutuhan akan harga diri (esteem needs).
13.  Teori yang mengatakan bahwa motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Teori ini disebut dengan teori ?
a.       Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
b.      Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
c.       Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
d.      Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
e.       Teori Keadilan.
14.  Yang tidak termasuk dari contoh Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs) pada teori Maslow adalah ?
a.       Sandang
b.       Pangan,
c.       Papan
d.      Prestasi
e.        Kesejahteraan individu.
15.  Pada teori motivasi dari Maslow yang mengurutkan kadar penting dalam kebutuhan. Manakah yang tidak termasuk pada kebutuhan tersebut?
a. Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs)
b. Kebutuhan pangan
c. Kebutuhan akan Rasa Aman (Securily Needs)
d. Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs)
e. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs).
16.  Motivasi yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan disebut?
a.       Hygiene Factors
b.      Existence Needs
c.       RelatednessNeeds
d.      Growth Needs
e.       Motivation Factors
17.  Teori  kebutuhan ERG Alderfer yang merupakan suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman serta hygienefactors dari Herzberg, disebut ?
a.      Existence Needs (Kebutuhan Keadaan)
b.      RelatednessNeeds(Kebutuhan Berhubungan)
c.       Growth Needs
d.      Hygiene Factors
e.       Motivation Factors
18.  Teori yang membicarakan khusus tentang teori motivasi sebagai penggerak aktivitas pendidikan. Lebih menukik, akan dibicarakan pengertian motivasi, bentuk-bentuk motivasi, motivasi sebagai daya dorong bertindak, dan peran motivasi dalam pendidikan. Disebut ?
a.       Definisi motivasi
b.      Devinisi teori
c.       Penerapan teori motivasi
d.      Definisi system assesmen.
e.       Tujuan teori
19.  Penerapan kebutuhan dan orientasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang memiliki nuansa futuristik dan penuh dengan harapan dari semua pihak disebut ?
a.       Definisi motivasi
b.      Penerapan dalam kurikulum.
c.       Penerapan teori motivasi
d.      Definisi system assesmen.
e.       Tujuan teori.
20.  Untuk mendesain proses kegiatan belajar mengajar yang mampu menciptakan kepribadian yang mantap dan mandiri disebut ?
a.       Menentukan Tujuan Materi
b.      Mengukur Kemampuan Awal Siswa dan Solusinya
c.       Menyusun Evaluasi
d.      Pembentukan Perfomansi (perilaku)
e.       Sistem assesmen.
21.  Tujuan utama motivasi dalam  pembelajaran yakni?
a.       Memberi dorongan pada  siswa untuk melakukan sesuatu
b.      Meningkatkan kualitas belajar  peserta didik dalam rangka kualitas pendidikan
c.       Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih baik
d.      Melahirkan siswa yang kreaktif
e.       Menumbuhkan rasa percaya diri
22.  merupa­kan suatu komponen sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif merupakan pengertian dari?
a.       Tujuan belajar
b.      Manfaat pembelajaran
c.       Sistem pembelajaran
d.      Kompnen pembelajaran
e.       Tujuan penting dalam rangka sistem pembelajaran
23.  Secara khusus, kepentingan dalam rangka sistem pembelajaran itu terletak pada beberapa hal, kecuali?
a.       Untuk menilai hasil pembelajaran
b.      Untuk membimbing siswa belajar
c.       Untuk merancang sistem pembelajaran
d.      Untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran.
e.       Untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kearah pencapaian tujuan belajar
24.  Siswa mempertunjuk­kan kemauan untuk mendengarkan rekaman musik rock, tetapi mengekspresikan perasaan yang lemah terhadap musik tersebut, merupakan conth dari?
a.       suatu keadaan sadar, kemauan untuk menerima, perhatian terpilih
b.      suatu sikap terbuka ke arah sambutan; kemauan untuk merespons
c.       penerimaan nilai-nilai, preferensi terhadap suatu nilai, membuat kesepakatan sehubungan dengan nilai
d.      suatu konseptualisasi tentang suatu nilai, suatu organisasi dari suatu sistem nilai
e.       suatu formasi menge­nai perangkat umum, suatu manifestasi daripada kompleks nilai
25.  Setiap penggunaan asesmen alternatif bentuk apapun diciri-cirikan oleh hal!
a.       Menuntut siswa untuk merancang, membuat, menghasilkan, menunjukkan atau melakukan sesuatu
b.      Memberikan kemudahan para pelajar untuk memahami dua hal yang berbeda
c.       Menyajikan kemudahan yang berisikan berbagai hal dimana seseorang dapat menerapkan pengertian tentang dua hal itu melalui proses klasifikasi
d.      Member jalan bagi individu untuk mendapatkan hasil pemahamannya
e.       menciptakan cara-cara terjun baru dengan mengkombinasikan keterampilan yang telah dipelajari dengan eksperimen fisik.
26.   Dibawah ini yang termasuk pada komponen – komponen tujuan pembelajaran yaitu ?
a.       Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b.      Harga diri
c.       Tingkah laku terminal
d.      Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya
e.       Kebutuhaan.
27.  Dibawah ini yang tidak termasuk pentingnya tujuan belajar dan pembelajaran adalah ?
a.       Untuk menilai hasil pembelajaran
b.      Untuk membimbing siswa belajar
c.       Untuk merancang sistem pembelajaran
d.      Sebagai kehidupan berekonomi
e.       Untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran
28.   Ada beberapa klasifikasi tujuan pendidikan, dibawah ini yang tidak termasuk klasifikasi tujuan pendidikan yaitu ?
a.       Untuk merancang sistem pembelajaran
b.      Tujuan jangka panjang (long term), misalnya pengetahuan dan keterampilan yang berdayaguna sepanjang kehidupan.
c.       Tujuan antara (medium term), yang mencakup hal-hal yang di­peroleh dari sekolah.
d.      Tujuan pembelajaran (course), berkenaan dengan bidang studi yang akan diajarkan.
e.       Tujuan unit, berkenaan dengan unit-unit yang akan diajarkan
29.  Dibawah ini yang termasuk pada taksonomi tujuan pendidikan adalah ?
a.       Jenis perilaku (tipe per­formance)
b.      Matra Kognitif
c.       langsung/jangka panjang
d.      sumber
e.       Motivation Factors
30.  kategori ketiga tujuan pendidikan, yang menunjuk pada gerakan-gerakan jasmaniah dan kontrol jasmaniah. Kecakapan-kecakapan fisik dapat berupa pola-pola gerakan atau keterampilan fisik yang khusus atau urutan keterampilan disebut ?
a.       Matra Kognitif
b.      Matra Afektif
c.       Pendekatan sumber
d.      Jenis perilaku (tipe per­formance)
e.       Matra Psikomotorik
B.     Essai
1.      Soal    :  Jelaskan golongan kebutuhan manusia sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki !
Jawab : Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang, pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya, dan berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
2.      Soal : apakah motivasi belajar dapat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik? Jelaskan!
Jawab : motivasi dapat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik hal di sebabkan karena motivasi memberi dorongan, pengarah dan penggerak untuk melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan kualitas/mutu belajar siswa itu sendiri
3.      Soal : Sebutkan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa?
Jawab : cita-cita/apresiasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, upaya guru dalam membelajarkan siswa
4.      Soal :  Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan tertentu, klasifikasi tujuan pendidikan dilakukan berdasarkan pendekatan­-pendekatan, sebutkan !
Jawab : pendekatan langsung/jangka panjang, Jenis perilaku (tipe per­formance), dan pendekatan sumber
5.      Soal : sebutkan tujuan asisment dari pembelajajan yang anda ketahui!
Jawab : Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar, memonitor kemajuan siswa, menentukan jenjang kemampuan siswa, menentukan efektivitas pembelajaran, mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran, mengevaluasi kinerja guru kelas, mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru


Tidak ada komentar:

Posting Komentar