BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Didalam
dunia pendidikan bukanlah hal yang aneh atupun hal yang luar biasa ketika
terjadi perubahan-perubahan sikap, pola pikir, ataupun kemampuan yang dialami
seorang sisiwa, karena hal tersebut merupakan suatu siklus penyesuaian otak
dari peserta didik, terhadap apa yang kita berikan kepada mereka. Tentu dengan
munculnya hal-hal ini akan membuat kita untuk membuat suatu tindakan yang dapat
membuat pemikiran mereka mampu menyesuaikan ataupun mengimbangi terhadap materi
yang kita berikan.
Motivasi
merupan suatu bentuk dukungan yang diberikan seseorang guna memberikan semangat
terhadap orang lain. Didalam dunia pendidikan motivasi tak hanya sekedar
tindakan insiatif dari seorang pengajar yang memberikan dukungan terhadap
seorang peserta didik saja, namun merupakn keharusan atau dapat dikatakan
sebagai hal wajib yang harus dilakukan untuk membantu para peserta didik agar
dapat melakukan hal-hal yang menjadi tanggung jawab mereka.
Tak
hanya sekedar memberikan dukungan pada saat kegiatan belajar mengajar saja,
namun motivasi juga dikut sertakan dalam kurikulum yang mana hal ini akan ikut
membantu terselenggaranya pendidikan yang optimal dan terorganisir. Sehigganya
guru dituntu untuk mengetahui konsep-konsep serta teori motivasi agar tak
terjadi istilah motivasi cacat, atau yang sering kita kenal dengan tidak
terselenggaranya motivasi dengan baik.
Adapun
hasil aakhir yang ingin kita ketahui maka akan dilihat menggunkan penilaian
ataupun assesmen, yang mana assesmen merupan Suatu penilaian yang komprehensif
dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana
hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak
sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini yang menjadi inti dari rumusan masalah yakni meliputi:
1. Apa
yang dimaksud teory motivasi?
2. Bagaimana
teory motivasi itu diganakan dalam pembelajran?
3. Bagaiman
implikasi teory motivasi didalam kurikulum?
4. Apa
dan bagaiman tujuan dari sebuah pembelajaran?
5. Apa
tujuan dari sisitem assesmen?
1.3
Tujuan
penulisan
Yang
menjadi tujuan pokok dari penyusunan makalah ini yakni agar dapat membantu para
pengajar atau guru dalam memahami para peserta didik mereka, sehingga mereka
dapat memberikan motivasi yang sesuai bagi para peserta didik. Sehingga
dilapangan nanti guru dapat melaksanakn proses blejar mengajar yang jelastujuan
utamanya, meningkatkan kualitas belajar peserta didik dalam rangka penigkatan
kualitas pendidikan yang diharapkan.
BAB
II
UARAIAN
MATERI
2.1
Teory
Motivasi
Orang-orang
tidak hanya berbeda dalam kemampuan melakukan sesuatu tetapi juga dalam
motivasi mereka melakukan hal itu. " Motivasi
orang bergantung pada kuat lemahnya motif yang ada.
Motif berarti suatu keadaan di dalam diri seseorang (inner state) yang
mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan dan menyalurkan perilaku ke
arah tujuan." (Koontz, 1990:115).
Peranan
manusia dalam mencapai tujuan tersebut sangat penting dalam pencapaian tujuan
organisasi. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki
organisasi, maka haruslah dipahami motivasi manusia bekerja pada suatu
organisasi, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk
bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana
dari motivasi. Adapun beberapa pengertian motivasi adalah sebagai berikut: "Motivasi
berarti sesuatu hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan
dorongan. Jadi motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk
bertindak dengan cara tertentu." (Manullang, 1982:76).
"Motivasi
seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan jiwa dan jasmani untuk berbuat mencapai tujuan, sehingga motivasi
merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku,
dan di dalam pebuatannya itu mempunyai tujuan tertentu." (As'ad, 1995:45).
Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan
proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga
mereka mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara
efisien." (Sarwoto, 1983:135).
Dari ketiga definisi tentang motivasi
dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan
keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan dari
apa yang dibutuhkannya. Adapun teori teori moyivasi yang sudah banyak dikenal
yakni:
a.
Teori
Maslow
Salah satu teori motivasi yang
paling banyak diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu
hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang
paling tinggi. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan
kadar pentingnya adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan
fisiologis
2. Kebutuhan
akan rasa aman
3. Kebutuhan
afiliasi dan askeptansi
4. Kebutuhan
penghargaan
5. Kebutuhan
perwujudan diri
b.
Teori
Dua Faktor Herzberg
Herzberg
mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi yaitu:
1. Hygiene Factors, yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi,
kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan
administrasi perusahaan.
2.
Motivation
Factors, yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan,
pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan.
(Koontz, 1990:123)
c. Teori Kebutuhan ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer (Existence,
Relatedness, Growth) adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P.
Alderfer. Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan pokok manusia:
1. Existence Needs (Kebutuhan Keadaan)
adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan
tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan
akan rasa aman serta hygienefactors dari Herzberg.
2. RelatednessNeeds(Kebutuhan Berhubungan),
mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai
dengan kebutuhan afiliasi dari Maslowdanhygiene factors dari Herzberg.
3. Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan)
adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif
dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan
penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan motivation factors dari
Herzberg.(Koontz, 1990:121)
2. Teori Motivasi Ekspektansi
Teori motivasi ini diungkapkan oleh
Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan
hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan
mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. (Koontz, 1990:123)
3. Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi ini diungkapkan oleh
Frederick Taylor yang menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata
karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat
kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding
dengan pekerjaan yang harus dilakukan. (Griffin, 1998:259)
4. Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas
McGregor. Ia membedakan 2 tipe pekerja yaitu X dan Y.
1. Teori X, menyatakan bahwa orang-orang
sesungguhnya malas dan tidak mau bekerja sama.
2.
Teori
Y, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya energik, berorientasi kepada
perkembangan, memotivasi diri sendiri, dan tertarik untuk menjadi produktif.
(Griffin, 1998:260)
2.2 Penerapan
Teory Motivasi Dalam Pembelajaran
Bagian
ini secara khusus akan membicarakan teori motivasi sebagai penggerak aktivitas
pendidikan. Lebih menukik, akan dibicarakan pengertian motivasi, bentuk-bentuk
motivasi, motivasi sebagai daya dorong bertindak, dan peran motivasi dalam
pendidikan.
Maslow
(Robert W Crapps, 1998:161) menyatakan bahwa banyak tulisan mengenai motivasi
selalu menghubung-hubungkannya dengan self-actualization (aktualisasi diri) dan
peak-experience (pengalaman puncak). Handoko memberikan definisi motivasi yaitu
suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan,
menggerakan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Motif sendiri adalah suatu
alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang orang berbuat sesuatu atau
melakukan tindakan atau bersikap tertentu.
Ada
beberapa hal yang dapat ditarik sebagai benang merah mengenai pengertian
motivasi, yaitu motivasi bekerja dari dalam dan mengatur tinggi rendahnya
aktivitas manusia. Aktivitas ini bisa berwujud fisik maupun aktivitas psikis.
Perhatian psikologi khususnya motivasi terhadap pendidikan dilakukan oleh
banyak ahli. Menurut Sri Rumini,dkk ( 1995:62) motivasi dalam pendidikan
diperlukan untuk reinforcement, yaitu stimulus yang memperkuat dan
mempertahankan tingkah (aku yang dikehendaki, yang merupakan kondisi mutlak
bagi proses belajar mengajar.
Motivasi
dalam konteks pendidikan merupakan aktivitas penididikan berupa pemberian
bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan. Sebab, menurut M.J
Langeveld (Sutar Imam Bamadib, 1987:35), kalau sudah tidak lagi membutuhkan
pertolongan tentu tidak lagi perlu dididik.
Motivasi sendiri dapat digolongkan dalam banyak aspek, sementara pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kecerdasan anak didik dan motivasi memiliki peranan pada tingkah laku manusia. Proses pendidikan karena dipengaruhi oleh banyak komponen yang dibutuhkan, maka banyak komponen pendukung yang diperlukan juga, termasuk motivasi. Pendidikan sedapat mungkin menimbulkan dan memupuk motivasi belajar anak didik. Pendidikan tidak mungkin terlepas dan pengaruh lingkungan, sementara lingkungan terdiri dari gejala-gejala yang saling mempengaruhi.
Motivasi sendiri dapat digolongkan dalam banyak aspek, sementara pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kecerdasan anak didik dan motivasi memiliki peranan pada tingkah laku manusia. Proses pendidikan karena dipengaruhi oleh banyak komponen yang dibutuhkan, maka banyak komponen pendukung yang diperlukan juga, termasuk motivasi. Pendidikan sedapat mungkin menimbulkan dan memupuk motivasi belajar anak didik. Pendidikan tidak mungkin terlepas dan pengaruh lingkungan, sementara lingkungan terdiri dari gejala-gejala yang saling mempengaruhi.
Motivasi
mempunyai arti dalam belajar, menurut teori kebutuhan manusia termotivasi untuk
bertindak kalau ia ingin memenuhi kebutuhannya. Para ahli psikologi mengartikan
kebutuhan dalam kaitannya dengan motivasi dengan menggunakan cara yang
berbeda-beda, diantaranya ada yang mementingkan kebutuhan fisik, seperti
kebutuhan untuk makan, minum, istirahat.
Maslow
(1945) dengan teori kebutuhannya, menggambarkan hubungan hirarkis dari berbagai
kebutuhan, dimana kebutuhan pertama merupakan dasar untuk timbul kebutuhan
berikutnya. Jika kebutuhan pertama telah terpuaskan, barulah manusia mulai ada
keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang berikutnya.
Tujuan
laian dari motivasi adalah sebagai berikut :
1. Mendorong
timbulnya kelaukuan atau suatu perbuatan, seperti dorongan untuk belajar
2. Motivasi
bertujuan sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kecapaian tujuan yang
diingink
3. Motivasi
bertujuan sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pertumbuhan.
Pembelajaran
akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar, oleh sebab itu,
menubuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab
guru. Guru yang baik mengajar selamanya akan berusaha mendorong siswa untuk
beraktivitas. Mencapai tujuan pembelajaran
Ada
dua tujuan motivasi dalam proses pembelajaran, yakni:
1.
Mendorong
siswa untuk beraktivitas
Misalnya, guru memberikan tugas membuat kliping tentang
flora dan fauna ia ingin agar tugas klipingnya mendapat nilai maksimal dari
guru, ia kumpulkan bahn bacaan seperti majalah dan Koran menyangkut flora dan
fauna tiada hentinya ia membaca satu persatu bahan bacaan itu sekali-kalai wajahnya
berseri-seri ketika ia menentukan bahan bacaan yang dianggap baik. Hal ini
menunjukkan bahwa prilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang muncul dari dalam
yang disebut motivasi. dengan demikian, dapat dikatakan besar kecilnya semangat
seseorang untuk bekerja atau beraktivitas sangat ditentukan oleh besar kecilnya
motivasi orang yang bersangkutan.
2.
Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Yaitu
dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Pada
intinya tujuan motivasi ini dapat di simpulkan bahwa motivasi
sebagai pendorong perbuatan, motivasi
sebagai pengarah perbuatan dan motivasi sebagai penyeleksi perbuatan
2.3
Penerapan dalam kurikulum
Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah mengarahkan
kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karana adanya berbagai
pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri
dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Definisi lain menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum
adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang
luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian
berbagai komponen situasi belajar mengajar antara lain penetapan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata
pelajaran, kegiatan, sumber, dan alat pengukur pengembanagn kurikulum yang
mengacu pada kreasi sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum
lainnya untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Berikut
ini adalah beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum:
- Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan (goals dan general objectifes) yang jelas.
- Suatu progam atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari kurikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
- Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
- Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong difersitas diantara para pelajar.
- Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar mengajar, seperti tujuan konten, aktifitas, sumber, alat pengukuran, penjadwalan, dan fasilitas yang menunjang.
- Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan karakteristik siswa pengguna.
- The subject Arm Approach adalah pendekatan kurikulum yang banyak di gunakan di sekolah.
- Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya perencanaan guru – siswa .
- Rencana kurikulum harus memberikan fleksibilitas yang memungkinkan masuknya ide-ide spontan selama terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam situasi belajar yang khusus.
10. Rencana kurikulum sebaiknya
merefleksikan keseimbangan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Apabila meninjau dari fungsi
motivasi sendiri motivasi merupakan suatu dorongan untuk dapat bisa membuat
individu yang yang mendapatkanya agara bisa lebih maju. Sehingganya dampak
ataupun pengaruh motivasi terhadap kurikulum, pada dasarnya tidak dapat
langsung dilihat dalam kurikum tersebut. Dengan kata lain ada sarana penghubung
antara fungsi motivasi terhadap kurikulum tersebut. Adapun penghubung terseebut
adalah para pembuat kurikulum tersebut, dimana dengan termotivasinya para
pembuat kurikulum maka rancangan kurikulum tersebut akan dapat lebih praktis
dan efektif dalam pembelajaran.
2.4 Tujuan dalam pembelajaran
Yang menjadi kunci dalam rangka
menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru
itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan
dan diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan
yang diinginkan. Guru sendiri adalah
sumber utama tujuan bagi para siswa, dan dia harus mampu menulis dan memilih
tujuan-tujuan pendidikan yang
bermakna, dan dapat terukur.
Tujuan (goals)
adalah rumusan yang luas mengenai
hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi
target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar.
Contoh rumusan tujuan umum (goals) :
Siswa hendak mengembangkan keterampilan dasar matematika; Siswa hendak mengembangkan apresiasi sajak.
Kalau kita perhatikan, tujuan-tujuan tersebut memang berguna untuk merancang keseluruhan tujuan program
pembelajaran, tetapi kurang spesifik
dalam upaya pelaksanaan urutan pembelajaran, karena tujuan yang dibutuhkan adalah yang jelas dan dapat diukur.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu rumusan tujuan dan menentukan tingkah laku siswa yang spesifik yang
mengacu ke tujuan tersebut. Tingkah laku yang spesifik harus dapat diamati
oleh guru yang ditunjukkan oleh siswa, misalnya membaca lisan, menulis karangan, untuk
mengoperasionalisasikan tujuan suatu tingkah laku harus
didefinisikan di mana guru dapat mengamati dan menentukan kemajuan siswa sehubungan
dengan tujuan tersebut.
Suatu tujuan pembelajaran seyogianya
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.
Tujuan
itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya
: dalam situasi bermain peran;
2.
Tujuan
mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;
3.
Tujuan menyatakan tingkat
minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai
dan memberi label pada
sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
Mager, merumuskan konsep tujuan
pembelajaran yang menitikberatkan pada tingkah laku siswa atau perbuatan
(performance) sebagai output (keluaran) pada diri siswa, yang
dapat diamati. Output tersebut menjadi petunjuk, bahwa siswa telah
melakukan kegiatan belajar. Pada mulanya siswa tidak dapat menunjukkan
tingkah laku tertentu, setelah
belajar dia dapat melakukan tingkah laku tersebut. Ini berarti, siswa telah belajar. Dengan kata lain, proses
pembelajaran memberikan dampak
tertentu pada tingkah laku siswa.
Timbul pertanyaan : apakah tingkah
laku yang dipertunjukkan itu sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
diperlukan dasar pertimbangan berupa seperangkat ukuran (standar) atau kriteria.
Berdasarkan ukuran/kriteria itu dapat dibandingkan
antara tingkah laku senyatanya dengan tingkah laku yang diharapkan (yang telah dirumuskan dalam bentuk tujuan tingkah
laku). Jika siswa tidak menunjukkan
tingkah laku yang sesuai dengan tujuan tersebut, berarti siswa tidak melakukan perbuatan
belajar, atau perbuatan
belajamya kurang berhasil.
Tujuan merupakan
dasar untuk mengukur hasil pembelajaran, dan juga
menjadi landasan untuk menentukan isi
pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan
isi dan metode itu selanjutnya ditentukan kondisi-kondisi kegiatan pembelajaran yang terkait
dengan tujuan tingkah laku tersebut, yang disebut sebagai kondisi
internal. Kegiatan-kegiatan
yang tidak terkait dengan tujuan tingkah laku disebut kondisi luar. Berdasarkan pemikiran ini, maka
dianggap perlu menentukan kondisi-kondisi
eksternal yang berguna untuk meyakinkan bahwa perilaku yang diperoleh benar-benar
disebabkan oleh kegiatan belajar, bukan
karena sebab-sebab lainnya.
Tujuan merupakan tolok ukur terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena itu perlu disusun suatu deskripsi tentang cara mengukur tingkah laku. Deskripsi ltu disusun dalam bentuk deskripsi pengukuran tingkah
laku yang dapat diukur, atau tingkah laku yang tidak dapat diamati
secara langsung. Keterampilan melemparkan bola adalah perilaku
yang dapat diamati secara langsung, sedangkan sikap terhadap suku lain adalah perilaku yang tak dapat
diamati secara langsung.
2.5
Sistem Assesmen
Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup
semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau
kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang
menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu
pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik
seseorang. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu,
kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi
juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan
administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa
metode dan / atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi
tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes
lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya.
Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran
atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar
pesertadidik.
a. Menurut Robert M Smith (2002), “Suatu penilaian yang komprehensif
dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana
hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak
sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
b. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis, “Proses sistematika dalam
mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa
yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan
objektif.
Dengan melihat uraian mengenai
definisi assesmen menurut para ahli maka dapat diketahui bahwa tujuan dari
assesmen adalah, Tujuan utama penggunaan asesmen dalam
pembelajaran (classroom assessment) adalah membantu guru dan siswa
dalam mengambil keputusan profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Asesmen
bertujuan antara lain untuk:
- Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar,
- Memonitor kemajuan siswa,
- Menentukan jenjang kemampuan siswa,
- Menentukan efektivitas pembelajaran,
- Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran,
- Mengevaluasi kinerja guru kelas,
- Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru
Setiap penggunaan asesmen alternatif bentuk apapun dicirikan oleh
hal-hal berikut:
- Menuntut siswa untuk merancang, membuat, menghasilkan, menunjukkan atau melakukan sesuatu;
- Memberi peluang untuk terjadinya berpikir kompleks dan/atau memecahkan masalah;
- Menggunakan kegiatan-kegiatan yang bermakna secara instruksional;
- Menuntut penerapan yang autentik pada dunia nyata;
- Pensekoran lebih didasarkan pada pertimbangan manusia yang terlatih daripada mengandalkan mesin. Untuk memperoleh asesmen dengan standar tinggi, maka penggunaan asesmen harus relevan dengan standar atau kebutuhan hasil belajar siswa; adil bagi semua siswa; akurat dalam pengukuran; berguna; layak dan dapat dipercaya (Herman,1997 dalam Mulyana, 2005)
Agar
penggunaan asesmen dalam kelas sesuai dengan pembelajaran dan dapat
meningkatkan pembelajaran tersebut Cottel (1991) dalam Mulyana (2005)
menggagaskan 5 petujuk bagi guru penggunaan asesmen dalam kelas. Kelima
petunjuk tersebut adalah: pertama, senantiasa menganggap bahwa pembelajaran
terus berlangsung; kedua, selalu meminta siswa untuk menunjukkan bukti-bukti
bagaimana mereka belajar; ketiga, memberi siswa umpan balik tentang respon
kelas serta rencana pengajar tentang respon tersebut; keempat, melakukan
penyesuaian-penyesuaian yang tepat untuk meningkatkan pembelajaran; dan kelima,
menilai ulang bagaimana penyesuaian-penyesuaian tersebut bekerja cukup baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi
seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan jiwa dan jasmani untuk berbuat mencapai tujuan, sehingga motivasi
merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku,
dan di dalam pebuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Adapun
Tujuan dari motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Mendorong
timbulnya kelaukuan atau suatu perbuatan, seperti dorongan untuk belajar
2. Motivasi
bertujuan sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kecapaian tujuan yang
diingink
3. Motivasi
bertujuan sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pertumbuhan.
Didalam mewujudkan pendidikan yang optimal motivasi
bukanlah satu-satu nya hal yang sangat berpengaruh, disamping motivasi yang
menjadi ide pokok untuk terwujudnya pendidikan yang optimal yakni tujan dari
pembelajran itu sendiri.
Sedangkan Suatu tujuan
pembelajaran seyogianya memenuhi kriteria sebagai berikut :
4.
Tujuan
itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya
: dalam situasi bermain peran;
5.
Tujuan
mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;
6.
Tujuan menyatakan tingkat
minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai
dan memberi label pada
sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
Untuk
mengetahui hasil akhir dari sebuah proses pendidikan yang telah berlangsung
apakah sudah terpenuhi taupun belum terpenuhi maka perlu dilakukan penilaian. Penilaian (assessment) adalah
istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai
unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup
pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian
merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
karakteristik seseorang. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran.
3.2 Saran
Membangun pendidikan untuk lebih
maju dan melahirkan bibit intelektual yang propesional merupakan tanggung jawab
kita semua sehinggnya mari bersama-sama kita wujudkan hal-hal tersebut. Tak
hanya melalui materi namun sumbangan seperti motivasi/dukungan saja sudah
sangat berpengaruh pada mereka.
Adapun masukan , kritikan, maupun
saran yang dapat membangun kesempurnaan makalah ini penulis sangat
mengharapkan, karana penulis memaklumi bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan. Dan apabila ada keselahan-keselahan yang ada pada
makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,2006,Belajar dan
Pembelajaran,Rineka Cipta
Nasution,2006,Belajar dan Mengajar,Bumi
Aksara
SOAL
DAN JAWABAN
A.
Objektif
1. Teori
apa yang dikenal dengan teori kebutuhan ?
a.
Teori Abraham H. Maslow
b. Teori
McClelland
c. Teori
Clyton Alderfer
d. Teori
Herzberg
e. Teori
Keadilan
2. Teori
yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan
seseorang akan prestasi disebut teori?
a. Teori
Abraham H. Maslow
b.
Teori McClelland
c. Teori
Clyton Alderfer
d. Teori
Herzberg
e. Teori
Keadilan
3. Dibawah
ini yang tidak termasuk Teori penetapan tujuan (goal
setting theory) yaitu ?
a. Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
b. Tujuan-tujuan mengatur upaya
c. Tujuan-tujuan meningkatkan
persistensi
d. Tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan
e.
Tujuan-tujuan mengoperasikan
keuangan.
4. Teori atau model motivasi yang telah
dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena
didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang
bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif, hal ini disebut dengan teori ?
a. Teori
penetapan tujuan (goal setting theory)
b. Teori
Victor H. Vroom (Teori Harapan )
c. Teori Penguatan dan Modifikasi
Perilaku
d. Teori
Kaitan Imbalan dengan Prestasi
e. Teori
Herzberg (Teori Dua Faktor).
5. Dibawah
ini yang tidak termasuk motivasi seorang individu dalam Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi yang bersifat internal yaitu ?
a. persepsi seseorang mengenai diri
sendiri
b. harga diri
c. harapan pribadi
d.
sistem imbalan yang berlaku dan cara
penerapannya
e. kebutuhaan.
6. Dibawah
ini yang termasuk motivasi
seorang individu dalam Teori Kaitan
Imbalan dengan Prestasi yang bersifat eksternal yaitu ?
a. persepsi seseorang mengenai diri
sendiri
b. harga diri
c. harapan pribadi
d. kebutuhaan.
e.
sistem imbalan yang berlaku dan cara
penerapannya.
7. Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan
proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga
mereka mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien,
definisi ini dikemukakan oleh ?
a.
Sarwoto
b. As'ad
c. Manullang
d. Koontz
e. Self-Actualization
8.
Teori yang diungkapkan
oleh Vroom yang mengemukakan bahwa orang-orang akan
termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila
mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan
tersebut. Teori ini disebut dengan teori ?
a.
Teori Motivasi Klasik
b. Teori Motivasi Ekspektansi
c.
Teori Kebutuhan ERG Alderfer
d.
Teori Dua Faktor Herzberg
e.
Teori Maslow.
9. Dalam
penerapan teori motivasi yang menyatakan bahwa banyak tulisan mengenai motivasi
selalu menghubung-hubungkannya dengan self-actualization (aktualisasi diri) dan
peak-experience (pengalaman puncak). Siapa yang mengemukakan teori ini?
a.
Sarwoto
b. As'ad
c. Manullang
d.
Maslow
(Robert W Crapps, 1998:161)
e. Koontz.
10. Sutari
Imam Barnadib (1995:35) menyatakan bahwa ada lima faktor pendidikan yang saling
mempengaruhi dan saling berhubungan satu sama lain. Diantara lima factor
tersebut, manakah yang tidak termasuk dalam factor tersebut?
a. faktor
tujuan
b. faktor pendidik
c. faktor anak didik
d. faktor alat-alat
e.
Faktor
keuangan.
11. Pada
penerapan dalam kurikulum ada 2 pendekatan yang dilakukan, yaitu pendekatan
makro dan pendekatan mikro, bagian-bagian yang merupakan pendekatan makro yaitu
?
a. Menentukan Tujuan Materi
b. Mengukur Kemampuan Awal Siswa dan Solusinya
c.
Menciptakan Sumber Belajar Unggul
d. Pembentukan Perfomansi (perilaku)
e. Menyusun Evaluasi.
12. Pada
teori motivasi Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) mempunya tingkat atau hierarki
kebutuhan. Dan yang tidak termasuk pada tingkat atau hierarki kebutuhan
tersebut adalah ?
a. Kebutuhan fisiologikal
(physiological needs)
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs)
c.
Kebutuhan mendasar
d. kebutuhan akan kasih sayang (love
needs)
e. kebutuhan akan harga diri (esteem
needs).
13. Teori
yang mengatakan bahwa motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin
dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan
mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Teori ini disebut dengan teori ?
a. Teori
penetapan tujuan (goal setting theory)
b.
Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
c. Teori
Penguatan dan Modifikasi Perilaku
d. Teori
Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
e. Teori
Keadilan.
14. Yang
tidak termasuk dari contoh Kebutuhan Fisiologis (Basic
Needs) pada teori Maslow adalah ?
a. Sandang
b. Pangan,
c. Papan
d.
Prestasi
e. Kesejahteraan
individu.
15. Pada
teori motivasi dari Maslow yang mengurutkan kadar penting dalam kebutuhan.
Manakah yang tidak termasuk pada kebutuhan tersebut?
a. Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs)
a. Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs)
b. Kebutuhan pangan
c. Kebutuhan
akan Rasa Aman (Securily Needs)
d. Kebutuhan
Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs)
e. Kebutuhan
Penghargaan (Esteem Needs).
16. Motivasi
yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan,
pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam
pekerjaan disebut?
a. Hygiene Factors
b. Existence Needs
c. RelatednessNeeds
d. Growth Needs
e.
Motivation Factors
17. Teori kebutuhan ERG Alderfer yang merupakan suatu
kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat
kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan akan rasa aman serta hygienefactors dari Herzberg, disebut ?
a.
Existence Needs
(Kebutuhan Keadaan)
b. RelatednessNeeds(Kebutuhan Berhubungan)
c. Growth Needs
d. Hygiene Factors
e. Motivation Factors
18. Teori
yang membicarakan khusus tentang teori motivasi sebagai penggerak aktivitas
pendidikan. Lebih menukik, akan dibicarakan pengertian motivasi, bentuk-bentuk
motivasi, motivasi sebagai daya dorong bertindak, dan peran motivasi dalam
pendidikan. Disebut ?
a. Definisi
motivasi
b. Devinisi
teori
c.
Penerapan
teori motivasi
d. Definisi
system assesmen.
e. Tujuan
teori
19. Penerapan
kebutuhan
dan orientasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang memiliki nuansa
futuristik dan penuh dengan harapan dari semua pihak disebut ?
a.
Definisi motivasi
b.
Penerapan
dalam kurikulum.
c.
Penerapan teori
motivasi
d.
Definisi system
assesmen.
e.
Tujuan teori.
20. Untuk mendesain proses
kegiatan belajar mengajar yang mampu menciptakan kepribadian yang mantap dan
mandiri disebut ?
a.
Menentukan Tujuan
Materi
b.
Mengukur Kemampuan
Awal Siswa dan Solusinya
c.
Menyusun Evaluasi
d. Pembentukan Perfomansi
(perilaku)
e.
Sistem assesmen.
21. Tujuan
utama motivasi dalam pembelajaran yakni?
a. Memberi
dorongan pada siswa untuk melakukan
sesuatu
b.
Meningkatkan
kualitas belajar peserta didik dalam
rangka kualitas pendidikan
c. Merancang
kegiatan pembelajaran yang lebih baik
d. Melahirkan
siswa yang kreaktif
e. Menumbuhkan
rasa percaya diri
22. merupakan suatu komponen sistem pembelajaran yang
menjadi titik tolak dalam
merancang sistem yang efektif merupakan pengertian dari?
a.
Tujuan belajar
b.
Manfaat pembelajaran
c.
Sistem pembelajaran
d.
Kompnen pembelajaran
e. Tujuan penting dalam
rangka sistem pembelajaran
23. Secara
khusus, kepentingan dalam rangka sistem pembelajaran itu terletak pada beberapa hal, kecuali?
a.
Untuk menilai hasil pembelajaran
b.
Untuk membimbing siswa belajar
c.
Untuk merancang sistem pembelajaran
d.
Untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dan
keberhasilan program pembelajaran.
e.
Untuk memberikan
perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kearah pencapaian tujuan
belajar
24. Siswa mempertunjukkan kemauan untuk
mendengarkan rekaman musik rock, tetapi mengekspresikan
perasaan yang lemah terhadap musik tersebut, merupakan conth dari?
a.
suatu keadaan sadar, kemauan untuk menerima, perhatian terpilih
b. suatu sikap terbuka
ke arah sambutan; kemauan untuk merespons
c. penerimaan
nilai-nilai, preferensi terhadap suatu nilai, membuat kesepakatan sehubungan dengan nilai
d. suatu konseptualisasi tentang suatu nilai, suatu organisasi dari suatu sistem nilai
e. suatu formasi mengenai perangkat umum,
suatu manifestasi daripada kompleks nilai
25. Setiap
penggunaan asesmen alternatif bentuk apapun diciri-cirikan oleh hal!
a. Menuntut siswa untuk
merancang, membuat, menghasilkan, menunjukkan atau melakukan sesuatu
b. Memberikan
kemudahan para pelajar untuk memahami dua hal yang berbeda
c. Menyajikan
kemudahan yang berisikan berbagai hal dimana seseorang dapat menerapkan
pengertian tentang dua hal itu melalui proses klasifikasi
d. Member
jalan bagi individu untuk mendapatkan hasil pemahamannya
e. menciptakan
cara-cara terjun baru dengan mengkombinasikan
keterampilan yang telah dipelajari dengan eksperimen fisik.
26. Dibawah ini yang termasuk pada komponen – komponen
tujuan pembelajaran yaitu ?
a. Persepsi seseorang mengenai diri
sendiri
b. Harga diri
c. Tingkah laku terminal
d. Sistem imbalan yang berlaku dan cara
penerapannya
e. Kebutuhaan.
27. Dibawah ini yang tidak termasuk pentingnya tujuan belajar
dan pembelajaran adalah ?
a. Untuk menilai hasil pembelajaran
b. Untuk membimbing siswa belajar
c. Untuk merancang sistem pembelajaran
d.
Sebagai kehidupan berekonomi
e. Untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan
dan keberhasilan program pembelajaran
28. Ada beberapa klasifikasi tujuan pendidikan,
dibawah ini yang tidak termasuk klasifikasi tujuan pendidikan yaitu ?
a. Untuk
merancang sistem pembelajaran
b.
Tujuan jangka panjang (long term), misalnya pengetahuan
dan keterampilan yang berdayaguna
sepanjang kehidupan.
c.
Tujuan antara (medium term), yang
mencakup hal-hal yang diperoleh dari
sekolah.
d.
Tujuan pembelajaran (course),
berkenaan dengan bidang studi yang akan
diajarkan.
e.
Tujuan unit, berkenaan dengan unit-unit yang akan
diajarkan
29. Dibawah ini yang termasuk pada taksonomi tujuan
pendidikan adalah ?
a.
Jenis perilaku (tipe performance)
b. Matra Kognitif
c.
langsung/jangka panjang
d.
sumber
e. Motivation Factors
30. kategori ketiga tujuan pendidikan, yang
menunjuk pada gerakan-gerakan jasmaniah dan kontrol jasmaniah. Kecakapan-kecakapan fisik dapat berupa pola-pola gerakan atau
keterampilan fisik yang khusus atau urutan keterampilan disebut ?
a. Matra Kognitif
b. Matra Afektif
c. Pendekatan sumber
d.
Jenis perilaku (tipe performance)
e. Matra Psikomotorik
B.
Essai
1. Soal : Jelaskan golongan kebutuhan manusia sebagai
rangkaian dan bukan sebagai hierarki !
Jawab : Kebutuhan yang satu saat sudah
terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang, pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu,
terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan
kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya, dan berbagai kebutuhan tersebut tidak
akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana
seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
2. Soal
: apakah motivasi belajar dapat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta
didik? Jelaskan!
Jawab : motivasi dapat berpengaruh
terhadap keberhasilan peserta didik hal di sebabkan karena motivasi memberi
dorongan, pengarah dan penggerak untuk melakukan aktivitas yang dapat
meningkatkan kualitas/mutu belajar siswa itu sendiri
3. Soal
: Sebutkan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa?
Jawab : cita-cita/apresiasi siswa,
kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, upaya guru dalam
membelajarkan siswa
4. Soal
: Tujuan pendidikan dapat
diklasifikasikan berdasarkan pendekatan tertentu, klasifikasi tujuan pendidikan
dilakukan berdasarkan pendekatan-pendekatan,
sebutkan !
Jawab : pendekatan langsung/jangka
panjang, Jenis perilaku (tipe performance),
dan pendekatan sumber
5. Soal
: sebutkan tujuan asisment dari pembelajajan yang anda ketahui!
Jawab : Mendiagnosa kelebihan dan
kelemahan siswa dalam belajar, memonitor kemajuan siswa, menentukan jenjang
kemampuan siswa, menentukan efektivitas pembelajaran, mempengaruhi persepsi
publik tentang efektivitas pembelajaran, mengevaluasi kinerja guru kelas, mengklarifikasi
tujuan pembelajaran yang dirancang guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar