BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Menurut kamus umum bahasa Indonesia ditulis
bahwa “ belajar: “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1991, p. 14). Dari arti atau devenisi maka belajar
merupakan suatu kegiatan atau aktivitas.
Menurut HC. Witherington member devenisi
belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian, yang teryata pada adanya pola
sambutan yang baru, yang dapat merubah suatu pengertian,
Dari devenisi- devenisi mengenai pengertian
belajar. Belajar adalah proses penguasaan perilaku yang dipelajari. Penguasaan
itu dapat berupa memahami (mengerti) atau motoris (gerakan- gerakan otot
syaraf).
Teori
belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses
inhern yang kompleks dari belajar. Ada
tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan
Konstruktivisme. Pada dasarnya teori
pertama dilengkapi oleh teori
kedua dan seterusnya, sehingga ada varian, gagasan utama, ataupun tokoh yang tidak dapat
dimasukkan dengan jelas termasuk yang mana, atau bahkan menjadi teori tersendiri.
Namun hal ini tidak perlu kita perdebatkan. Yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan
teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya.
Pemahaman semacam ini penting untuk dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran
social ( Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme
yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia
seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif
social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen
Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari
orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan
kognitif
serta factor pelaku memainkan
peran penting dalam
pembelajaran.
Faktor
kognitif
berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan,
factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah satu
perancang teori kognitif social. Menurut
Bandura
ketika
siswa belajar
mereka dapat merepresentasikan
atau mentrasformasi pengalaman mereka
secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku,
person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor
lingkungan mempengaruhi
perilaku, perilaku
mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak
punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
yang menjadi permalahan dalam makalah ini adalah yakni “Teori bandura”, yaitu :
1) Teori
belajar menurut bandura?
2) Penerapan
teori bandura dalam pembelajaran?
3) Penerapan
dalam kurikulum?
4) Tujuan
dalam pembelajaran?
5) Sistem assesmen?
1.2
Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami teori bandura yang lebih
khususnya:
1) teori
belajar menurut bandura
2) penerapan
teori bandura dalam pembelajaran
3) penerapan
dalam kurikulum
4) tujuan
dalam pembelajaran
5) Sistem
assesmen
BAB II
PEMBAHASAN
Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta
Kanada, pada 04 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil
dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan
di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh
gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia
juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam
bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford
University.Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk
meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun
1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah
American Psychological Association untuk Distinguished scientific contribution
pada tahub 1980.
Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears
dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku social dan proses
identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi
pembelajaran social dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama
mendapat gelar doctor sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip
belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip
itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh
paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori
pembelajaran social, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan
pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.
2.1 Teori Belajar Menurut Bandura
Bandura (1977) menyatakan bahwa "Learning would be
exceedingly laborious, not to mention hazardous, if people had to rely solely
on the effects of their own action to inform them what to do. Fortunately, most
human behavior is learned observationally through modeling: from observing
others one form an idea of her new behavior are performed, and on later
occasion this coded information serves as a guide for action".
Teori belajar Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam
konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku
dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh
pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan
dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain
judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori
belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar
dalam keadaan atau lingkungan yang sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan
bahwa tingkah laku (B = behavior), lingkungan (E = environment)
dan kejadian-kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi
(P = perception) adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau
berkaitan (interlocking). menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku
sering dievaluasi, iaitu bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah
kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi
konsepsi diri individu.
Tingkah laku mengaktifkan kontingensi
lingkungan. Karakteristik fisik seperti ukuran, ukuran jenis kelamin dan
atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda. Pengakuan sosial
yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu. Kontingensi yang aktif dapat
merubah intensitas atau arah aktivitas.
Tingkah laku dihadirkan oleh model. Model
diperhatikan oleh pelajar (ada penguatan oleh model) Tingkah laku (kemampuan
dikode dan disimpan oleh pembelajar). Pemrosesan kode-kode simbolik. Skema
hubungan segitiga antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku,
(Bandura, 1976).
Selain itu proses perhatian (atention)
sangat penting dalam pembelajaran karena tingkah laku yang baru (kompetensi)
tidak akan diperoleh tanpa adanya perhatian pembelajar. Proses retensi sangat
penting agar pengkodean simbolik tingkah laku ke dalam visual atau kode verbal
dan penyimpanan dalam memori dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini
rehearsal (ulangan ) memegang peranan penting. Proses motivasi yang penting
adalah penguatan dari luar, penguatan dari dirinya sendiri dan Vicarius
Reinforcement (penguatan karena imajinasi).
Karena melibatkan atensi, ingatan dan motifasi, teori Bandura
dilihat dalam kerangka Teori Behaviour Kognitif. Teori belajar sosial membantu
memahami terjadinya perilaku agresi dan penyimpangan psikologi dan
bagaimana memodifikasi perilaku. Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan
yang digunakan dalam berbagai pendidikan secara massal.
Lebih lanjut menurut Bandura (1982)
penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada
proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat
dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar sendiri yakni
“sense of self Efficacy” dan “self – regulatory system”. Sense of self efficacy
adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai standar yang berlaku.
Self regulatory adalah menunjuk kepada 1)
struktur kognitif yang memberi referensi tingkah laku dan hasil belajar, 2) sub
proses kognitif yang merasakan, mengevaluasi, dan pengatur tingkah laku kita
(Bandura, 1978). Dalam pembelajaran sel-regulatory akan menentukan “goal
setting” dan “self evaluation” pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih
prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya.
Menurut Bandura agar pembelajar sukses
instruktur/guru/dosen/guru harus dapat menghadirkan model yang mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap pembelajar, mengembangkan “self of mastery”, self
efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar.
a.
Teori Pembelajaran Sosial
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori
belajar perilaku yang tradisional (behavioristik)1. Teori
pembelajaran social ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini
menerima sebagian besar dari prinsip – prinsip teori – teori belajar perilaku,
tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat – isyarat
perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal. Jadi dalam teori
pembelajaran social kita akan menggunakan penjelasan – penjelasan reinforcement
eksternal dan penjelasan – penjelasan kognitif internal untuk memahami
bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar social “ manusia “
itu tidak didorong oleh kekuatan – kekuatan dari dalam dan juga tidak
dipengaruhi oleh stimulus – stimulus lingkungan.
Teori belajar social menekankan bahwa lingkungan –
lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan ; lingkungan –
lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya
sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana dikutip oleh (Kard,S,1997:14) bahwa
“sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat
tingkah laku orang lain”. Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan
(modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting
dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan ,Pertama.
Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami
orang lain,Contohnya : seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh
gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain
yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh
dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua, pembelajaran
melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan
penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan
model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat
tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai
secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh
seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran
atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M,1998.a:4).
Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian,
teori pembelajaran social berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh
Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia adalah diperoleh
dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan
bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori – teori sebelumnya kurang
memberi perhatian pada konteks social dimana tingkah laku ini muncul dan kurang
memperhatikan bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan
orang lain. Maksudnya, sewaktu melihat tingkah laku orang lain, individu akan
belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang
lain sebagai model bagi dirinya.
b.
Teori Peniruan ( Modeling )
Pada tahun 1941, dua orang ahli psikologi, yaitu Neil Miller
dan John Dollard dalam laporan hasil eksperimennya mengatakan bahwa peniruan (
imitation ) merupakan hasil proses pembelajaran yang ditiru dari orang lain.
Proses belajar tersebut dinamakan “ social learning “ – “pembelajaran social “
. Perilaku peniruan manusia terjadi karena manusia merasa telah memperoleh
tambahan ketika kita meniru orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita
tidak menirunya. Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia
dipelajari melalui peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku ( modeling ).
Dalam hal ini orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang
model atau tokoh bagi anak – anak untuk menirukan tingkah laku membaca.
Dua puluh tahun berikutnya ,” Albert
Bandura dan Richard Walters ( 1959, 1963 ) telah melakukan eksperimen pada anak
– anak yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati,
bahwa peniruan dapat berlaku hanya melalui pengamatan
terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun pengamatan itu tidak
dilakukan terus menerus. Proses belajar semacam ini disebut
“observationallearning” atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura (1971),
kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandang teori
pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa
mempertimbangan aspek mental seseorang.
Menurut Bandura,
perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri(kognitif) dan
lingkungan. pandangan ini menjelaskan, beliau telah mengemukakan teori
pembelajaran peniruan, dalam teori ini beliau telah menjalankan kajian bersama
Walter (1963) terhadap perlakuan anak-anak apabila mereka menonton orang dewasa
memukul, mengetuk dengan palu besi dan menumbuk sambil menjerit-jerit dalam
video. Setelah menonton video anak-anak ini diarah bermain di kamar permainan
dan terdapat patung seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah anak-anak
tersebut melihat patung tersebut,mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh
orang yang mereka tonton dalam video.
Berdasarkan teori ini
terdapat beberapa cara peniruan yaitu meniru secara langsung. Contohnya guru
membuat demostrasi cara membuat kapal terbang kertas dan pelajar meniru secara langsung. Seterusnya proses peniruan
melalui contoh tingkah laku. Contohnya anak-anak meniru tingkah laku bersorak
dilapangan, jadi tingkah laku bersorak merupakan contoh perilaku di lapangan.
Keadaan sebaliknya jika anak-anak bersorak di dalam kelas sewaktu guru
mengajar,semestinya guru akan memarahi dan memberi tahu tingkahlaku yang
dilakukan tidak dibenarkan dalam keadaan tersebut, jadi tingkah laku tersebut
menjadi contoh perilaku dalam situasi tersebut. Proses peniruan yang seterusnya
ialah elisitasi. Proses ini timbul apabila seseorang melihat
perubahan pada orang lain. Contohnya seorang anak-anak melihat temannya melukis
bunga dan timbul keinginan dalam diri anak-anak tersebut untuk melukis bunga.
Oleh karena itu, peniruan berlaku apabila anak-anak tersebut melihat temannya
melukis bunga.
Perkembangan kognitif
anak-anak menurut pandangan pemikir islam yang terkenal pada abad ke-14 yaitu
Ibnu Khaldun perkembangan anak-anak hendaklah diarahkan dari perkara yang mudah
kepada perkara yang lebih susah yaitu mengikut peringkat-peringkat dan
anak-anak hendaklah diberikan dengan contoh-contoh yang konkrit yang boleh
difahami melalui pancaindera. Menrut Ibnu Khaldun, anak-anak hendaklah diajar
atau dibentuk dengan lemah lembut dan bukannya dengan kekerasan. Selain itu,
beliau juga mengatakan bahwa anak-anak tidak boleh dibebankan dengan
perkara-perkara yang di luar kemampuan mereka. Hal ini akan menyebabkan
anak-anak tidak mau belajar dan memahami pengajaran yang disampaikan.
2.2 Penerapan Teori Bandura Dalam
Pembelajaran
Penerapan Teori
Bandura dalam Pembelajaran yaitu Proses pembentukan perilaku dari tidak suka
belajar menjadi suka belajar dapat dilakukan melalui banyak cara, diantaranya
adalah dengan modeling. Kalau siapapun yang ada di rumah atau di lingkungan
anak sudah terbiasa belajar sejak kecil maka hal ini akan diobservasi oleh anak
secara terus menerus dalam hidupnya. Kemudian anak ini difasilitasi dengan
banyak media baik yang alami maupun buatan untuk mendorong minat
belajarnya,misalnya berupa buku bacaan, buku tulis dan kelengkapannya, serta
media cetak atau audio visual yang ditata secara menarik di rumah atau kelompok
kelompok belajar yang ada.
Orang tua atau
guru atau pembimbing berperan ganda, sebagai model sekaligus sebagai pamong
belajar. Tanpa ada ancaman, hukuman, ketegangan, ketakutan akan membuat anak
nyaman, tenang, untuk belajar dengan pamongnya. Dominansi kasih sayang,
kelembutan, contoh yang nyata, kejujuran, kesantunan, pujian, penghargaan,
senyuman akan sangat mendorong munculnya perilaku yang diharapkan.
Kesinambungan proses seperti ini akan mengkristal dalam jiwa dan pikir anak
sehingga menjadi perilaku yang permanen dalam hidupnya. Tidak akan mudah lekang
oleh waktu dan tuntutan zaman yang semakin tidak karuan.
Penerapan dalam
pelajaran ekonomi dan akuntansi guru dapat membawa para siswanya ke swalayan,
pasar, toko, koperasi, bursa efek, bank, BMT, salon,dan lain lain yang jelas ke
pusat pusat perdagangan atau ekonomi. Di tempat ini siswa dapat belajar
menghitung laba, menarik minat konsumen untuk membeli barang atau jasa,
mengemas barang sehingga menjadi terjangkau untuk dibeli masyarakat kelas
menengah ke bawah, memberi bonus bagi pelanggan yang tepat waktu membayar
cicilan.
Penerapan dalam
pelajaran sejarah guru dapat membawa siswanya misalnya ke Gua Selarong untuk
mengamati lokasi Pangeran Diponegoro bersembunyi dari kejaran Belanda yang
menjajah Indonesia. Selain itu, mengamati tandu yang digunakan untuk mengusung
Jendral Besar Sudirman saat bergerilya dalam kondisi sakit paru paru.Sambil
mengamati objek objek belajar tersebut guru dapat memberikan informasi yang pas
untuk menumbuhkan rasa patriotisme atau memberi informasi penting tentang
sejarah Indonesia yang harus dikuasai oleh siswa.
Dengan metode
observasi dan modeling yang menjadi ciri utama Teori Bandura siswa dapat
belajar sambil menikmati indahnya alam sekitar ciptaan Yang Maha Pencipta,
siswa dapat menghirup segarnya udara di luar kelas dengan sepuas puasnya. Siswa
dapat mengembalikan kebugaran fisiknya dengan mengamati banyak objek alami dan
fenomena fenomena baru dibawah bimbingan gurunya.Siswa dapat berdiskusi dan adu
argumentasi setelah menemukan banyak data di lapangan yang dituliskan dalam
tabel pengamatan. Siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan baru (inquiry)
setelah mengamati dan berdiskusi serta tambahan informasi dari teman dan
gurunya. Mereka tidak akan merasakan lelah atau terlalu lama belajar langsung
di alam atau mengamati langsung objek belajar yang asli atau alami. Sekaligus
guru dapat memberi penilaian yang sebenarnya dari kemampuan para siswanya
setelah melihat, mendengar, mendiskusikan masalah, mengumpulkan data dan
menarik kesimpulan bersama seluruh siswanya. Kondisi siswa yang seperti ini
penting untuk dapat mengatasi kejenuhan fisik maupun psikis siswa dalam
belajar, karena di metode belajar ini guru mengaitkan langsung antara materi
pelajaran dengan alam ( yang memiliki komponen biotic berupa makhluk hidup dan
komponen abiotik berupa benda mati ) atau kehidupan sehari hari. Memang diperlukan
persiapan dan ketangguhan profesi dari sang guru atau orangf tua baik berupa
fisik maupun psikis dalam menerapkan konsep belajar ini. Hal ini disebabkan
karena akan munculnya banyak kreatifitas dan kenyataan kenyataan baru dari
konsep ilmu yang diperoleh siswa, yang berbeda jauh dengan teori yang ada di
buku atau media belajar cetak maupun elektronik yang lain. Guru akan menjadi
sangat capek karena harus melayani banyaknya pertanyaan dan temuan temuan siswa
yang mulai tumbuh pola berpikir analitik dan sintetiknya. Kemudian siswa akan
terus memburu untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan ini,disini kemampuan
guru ditantang untuk dapat mengelola setiap permasalahan yang diajukan. Guru
dapat menghantarkan siswa untuk membuka buku buku sumber yang ada pada siswa
atau di perpustakaan, membuka internet, memberi kesempatan diskusi pada
kelompok, sebelum akhirnya kesimpulan yang benar akan diperoleh dibawah
bimbingan guru.
Dari contoh
contoh di atas terbukti sudah bahwa dengan aplikasi teori belajar Bandura dapat
menciptakan masyarakat belajar bagi seluruh siswa atau anak , menimbulkan
banyak pertanyaan, membuat siswa atau anak dapat mengadakan refleksi, menemukan
sendiri konsep konsep ilmu ,guru dapat mengadakan penilaian yang sesungguhnya
dari kemampuan yang dimiliki setiap siswa atau anak , guru maupun siswa lain
dapat menjadi model belajar anak , dan membiasakan berpikir konstruktif bagi
siswa atau anak. Pada akhirnya diharapkan adanya perubahan perilaku anak dari
tidak suka belajar menjadi terbiasa belajar.
Penerapan teori bandura dalam pembelajaran
yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya
proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru
sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru
melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif ,
perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan
guru. Murid hanya mendengarkan denga tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan
hukuman yang sangat dihindari oelh para tokoh behavioristik justru dianggap
metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
2.3 Penerapan Dalam Kurikulum
Dalam bahasa latin kurikulum berarti
track atau jalur pacu. Saat ini
definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak
hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.
Kurikulum
merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis sehingga perlu dimulai dan
dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan
yang ada dalam masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan perkembangan kurikulum
adalah suatu proses yang menentukan bagaimana pembuatan kurikulum akan
berjalan.
Menurut bandura
penerapan kurikulum memiliki beberapa tujuan :
1. Tujuan
kurikulum, tujuan insitusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu
lembaga kependidikan. Jadi kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah
mneyelesaikan program studinya pada lembaga pendidikan yang ditempuh.
2. Tujuna
kurikuler adalah tujuna bidang studi atau mata pelajaran.
3. Tujuan
pembelajaran bersumber dan dijabarkan dari tujuan kurikuler, yaitu tujuan yang
berhadapan langsung dengan siswa karena siswa harus mencapai tujuan ini setelah
selesainya proses belajar mengajar mata pelajaran tertentu.
2.4 Tujuan Dalam Pembelajaran
Tujuan dalam pembelajaran
dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan
tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya
perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari
penerapan teori bandura ini adalah tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan.
Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang
sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas
perilaku yang tampak.
Kritik terhadap teori belajar bandura adalah
pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifaat mekanistik, dan hanya
berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak
berdasar karena penggunaan teori behavioristik mempunyai persyartan tertentu
sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap mata pelajaran bisa
memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan
kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi behavioristik.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk
perolehan kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung
unsur-unsur seperti :
Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan
sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan
komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan
untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa,
suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
Kemudian cara-cara yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan pembelajaran mencakup empat unsur, yaitu menyangkut hal-hal
berikut ini :
Pertama, pokok bahasan. Setiap kegiatan
selalu memiliki pokok bahasannya, obyeknya atau materi kegiatannya. Sebagai
pendorong maupun alasannya terselenggarakan kegiatan. Pokok bahasan terdiri
dari pengetahuan, pemahaman, sikap maupun keterampilan tertentu. Oleh karena
itu pokok bahasan harus jelas batasannya agar dapat dilaksnakan dalam waktu
yang telah direncanakan. Disamping itu, dengan memastikan pokok bahasan apa
yang harus dikerjakan, akan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
penyimpangan penggunaan waktu yang mungkin dapat merugikan penyelenggaraan
pelatihan.
Kedua, bentuk kegiatan pengembangan. Bentuk
kegiatan disini adalah bagaimana suatu kegiatan dilakukan apakah secara
individu, berpasangan, segitiga, kelompok kecil, kelompok sedang, panel,
bermain peran, ceramah, dan kelompok selanjutnya. Bentuk-bentuk kegiatan ini
bergantung pada jenis kegiatan, isi dan tujuan kegiatan. Dengan demikian, tidak
semua bentuk kegiatan dapat mendukung tercapainya kegiatan tertentu, atau suatu
tujuan kegiatan tidak hanya didukung oleh satu bentuk kegiatan saja. Jadi,
untuk menentukan apa bentuk kegiatan yang akan dipilih, harus mempertimbangkan
isi dan tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai. Jika pemilihan bnetuk
kegiatan cukup tepat maka diaharapkan tujuan juga akan tercapai dengan baik.
Ketiga, peran guru. Guru mempunyai fungsi
dan peran yang jauh berbeda dari fungsi dan peran seorang guru sebagaimana yang
umum dipahami orang saat ini. Guru bukanlah pengajar yang menuangkan ilmu
pengetahuan,ajaran-ajaran, perintah atau pengarahan kepada peserta. Fungsi
utama guru adalah memfasilitasi berlangsungnya proses belajar yang memungkinkan
siswa dapat mengembangkan dirinya, pengetahuannya, pemahamannya, perilkaunya
serta ketrampilan-ketrampilan yang ingin dikuasainya. Jika fungsi gurunya
dijabarkan secara konkret, akan terjadi banyak dan beraneka ragam, bergantung
pada situasi yang dihadapi.
2.5 Sistim Assesmen
Sesungguhnya,
dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang diginakan, yakni pengukuran,
assessment, dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses
atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.
Pengukuran lebih lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk
melakukan penilaian. Sementara pengertian assessment adalah kegiatan mengukur
dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan
dan tidak sampai pada taraf pengambilan keputusan.
Sedangkan
evaluasi sendiri, secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian, Namun dari
sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni :
1. Suatu
proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
2. Kegiatan
untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan aras
tujuan yang jelas.
3. Proses
penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
Meskipun
memiliki banyak definisi, sebenarnya evaluasi pertama kali dikembangkan oleh
Ralph Tayler (1950), yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana
tujuan pendidikan sudah tercapai. Lalu dikembangkan lagi oleh dua orang ahli
lain yakni, Cronbach dan Stuff lebeam .
Tujuan Dan Fungsi
Assessment
Dalam konteks
pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
2. Untuk
mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
3. Untuk
mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4. Untuk
memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa fdalam rangka perbaikan.
Selain memiliki
beberapa tujuan seperti yang disebutkan diatas, assessment atau penelitian
memiliki fungsi sebagai alat seleksi, penempatan, diagnostik, formatif, dan
sumatif. Guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Adapu
penjelasannya, sebagai berikut :
1. Fungsi
selektif, dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta
suatu lembaga pendidikan.
2. Fungsi
penempatan, dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta
didik) dapat mengikutu pendidikan pada jenis atau jenjang pendidikan yang
sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
3. Fungsi
diagnostik, dilaksanakan untuk mengidentifikasikan kesulitan belajar yang
dialami peserta didik.
4. Fungsi
formatif, dilaksanakan untuk memberikan umpan balik guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan remedial atau perbaikan bagi
murid.
5. Fungsi
sumatif, dilaksanakan untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar
masing-masing murid.
Dari uraian
diatas, dapat dikatakan bahwa assessment merupakan salah satu kegiatan utama
yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
assessment atau penilaian, guru dapat mengetahui perkembangan hasil belajar,
intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian
peserta didik.
Optimasi evaluasi pembelajaran melalui
performance assessment adalah membantu warga belajar mengaitkan antara materi
yang dipelajarinya dengan konteks kehidupan atau situasi dunia nyata mereka
sehari-hari sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat yang
mendorong warga belajar membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan
evaluasi melalui performance assessment tidak bisa lepas dari pembelajaran
kontekstual yang berdampak pada perubahaan-perubahaan kebiasaan dalam proses
belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga sampai pada
penilaian hasil belajarnya. Kebiasaan-kebiasaan ini memunculkan sejumlah
pertanyaan yaitu : pembelajaran untuk apa?, pembelajaran untuk siapa?, apa yang
diajarkan?, dengan cara apa mengajar?, pembelajaran dimana?. Sejumlah
pertanyaan lain masih dapat didaftar, namun yang perlu digaris bawahi adalah
pelaksanaan evaluasi pembelajaran berbasis kearifan lokal melalui optimasi
rubrik performance assessment memerlukan pentahapan yang perlu dipersiapkan
secara matang.
Di
sinilah terdapat pentingnya menjalankan roda evaluasi pembelajaran berbasis
kearifan lokal melalui optimasi rubrik performance assesment pada pendidikan
kesetaraan secara lebih bermakna. Diduga dalam hal ini dapat membantu untuk
meningkatkan kesadaran jati diri dan tanggung jawab sosial, motivasi belajar,
konstruksi pemahaman materi pembelajaran dan menjadikan terobosan baru dalam
pendidikan kesetaraan dimasa kini dan mendatang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dismpulkan bahwa :
1. Teori Bandura menjelaskan perilaku
manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara
kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu
sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang
hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk
memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahawa judi itu adalah tidak
baik.
2. Teori Pembelajaran Sosial merupakan
perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik)1.
Teori pembelajaran social ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori
ini menerima sebagian besar dari prinsip – prinsip teori – teori belajar
perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat –
isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal.
3. Menurut Bandura, sebagian besar
tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan maupun penyajian, contoh
tingkah laku ( modeling ). Dalam hal ini orang tua dan guru memainkan peranan
penting sebagai seorang model atau tokoh bagi anak – anak untuk menirukan
tingkah laku membaca.
4. Penerapan
Teori Bandura dalam Pembelajaran yaitu Proses pembentukan perilaku dari tidak
suka belajar menjadi suka belajar dapat dilakukan melalui banyak cara,
diantaranya adalah dengan modeling. Kalau siapapun yang ada di rumah atau di lingkungan
anak sudah terbiasa belajar sejak kecil maka hal ini akan diobservasi oleh anak
secara terus menerus dalam hidupnya.
5. Tujuan
dalam pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian
suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat
diukur dan diamati.
3.2
Saran
Dengan adanya penyusunan makalah mengenai teori belajar
menurut bandura dapat memacu para pembaca untuk lebih mengetahui pemahaman
mengenai teori belajar tersebut Untuk itu dapat disarankan kiranya makalah ini dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran,
khusunya untuk mata kuliah belajar dan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat,
Abdul. 2011. Excellent learning. Bandung
: MQS PUBLISHING.
Anonim.
2012. http://adhieckhaprastyo.wordpress.com/2011/03/23/teori-sosial
learning-albert-bandura/ (diakses tanggal 25 februari 2012).
Anonim. 2012. http://www.psychologymania.com/2011/11/albert-bandura-tokoh-pembelajaran.html
(diakses Tanggal 25 februari 2012).
Anonim. 2012. http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura/
( diakses tanggal 25 februari 2012).
A.
Soal
Objective
1. Dibawah
ini yang manakah tempat dan tanggal kelahiran Albert Bandura ?
a. Kanada, pada 04 Desember
1925.
b. Amerika serikat, 04 Desember 1925
c. Colombia, 10 Desember 1926
d. Inggris, 06 Desember 1926
e. Jerman, 10 Desember 1925
2. Menjelaskan perilaku manusia dalam
konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku
dan pengaruh lingkungan.
Pernyataan diatas merupakan bunyi teori ?
a. Teori
Bruner
b. Teori
Reigeluth
c. Teori
Bandura
d. Teori
Motivasi
e. Teori
Kognitivisme
3. Dibawah
ini manakah yang termasuk nama lain dari teori peniruan ?
a. Kognitif
b. Bruner
c. Perspektif
d. Modeling
e. Inquiry
4. Dalam
pendididikan dikenal istila pembimbing berperan ganda, sebagai model sekaligus
sebagai pamong belajar. Siapakah yang dimaksud dengan istila di atas ?
a. Guru
dan siswa
b. Orang tua dan
siswa
c. Guru
dan orang tua
d. Guru
dan lingkungan
e. Siswa
dan lingkungan
5. Peniruan ( imitation ) merupakan
hasil proses pembelajaran yang ditiru dari orang lain. Proses belajar tersebut
dinamakan “ social learning “ – “pembelajaran social “ . Konsep diatas tersebut
diungkapkan oleh ?
a. Neil Miller dan John Dollard
b. Albert Bandura
c. Bruner
dan Thorndike
d. Edward
Edward Lee Thorndike
e. Ivan
Petrovich Pavlov
6. Proses peniruan dapat berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang
yang ditiru) meskipun pengamatan itu tidak dilakukan terus menerus. Hal ini
diungkapkan oleh Albert Bandura dan Richard Walters. Proses belajar
seperti ini dinamakan ?
a. Observationallearning
b. Classic
conditioning
c. Reinforcementm
d. Experimental
e. Skinner
box
7. Dibawah
ini yang manakah tujuan dari teori pembelajaran Bandura dalam pembelajaran ?
a. Mengontrol
tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam
lingkungan relatif besar.
b. Proses
pembentukan perilaku dari tidak suka belajar menjadi suka belajar dapat
dilakukan melalui banyak cara, diantaranya adalah dengan modeling.
c. Memberi
penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada
perilaku yanag tidak tepat.
d. Hasil
belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika
bebar diberi penguat.
e. Merencanakan
instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.
8. Metode
apakah yang menjadi ciri utama dari teori Bandura ?
a. Simulasi
b. Observasi
dan modeling
c. Otoriter
dan Behavioristik
d.
Classic conditioning
e. Skinner
box
9. Penguasaan
skill dan pengetahuan yang kompleks menurut Bandura tidak hanya bergantung pada
proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi. Hal lain yang mempengaruhinya adalah ?
a. Unsur-unsur yang
berasal dari diri pembelajar sendiri yakni “sense of self Efficacy” dan “self –
regulatory system”.
b. Komunikasi
berlangsung satu arah
c. Cara
belajar yang efektif sehingga inisiatif siswa terhadap suatu permasalahan yang
muncul secara temporer tidak bisa diselesaiakn oleh siswa
d. Guru
sebagai sentral, bersikap otoriter
e. Mencari
informasi, mencermati lingkungan, mempraktekkan sesuatu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
10.
Yang manakah dibawah ini yang menjadi salah satu fungsi dari Self regulatory
dalam pendidikan ?
a. Memberikan
keyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan
keberhasilan mempelajari informasi atau pengetahuan yang baru.
b. struktur
kognitif yang memberi referensi tingkah laku dan hasil belajar.
c. Mengadakan
seleksi sehingga terbentuk suatu kebulatan perceptual.
d. menampung
hasil pengolahan yang ada di memori jangka pendek
e. menampung
informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi
reaksi jawaban.
11. Dalam
pembelajaran sel-regulatory akan menentukan 2 hal, adapun hal yang dimaksud
disini adalah ?
a. Pengintegrasian
dan struktur kognitif
b. Sensory
register dan Short term memory
c. Short
term memory dan goal setting
d. self evaluation
dan Sensory register
e. goal
setting dan self evaluation
12. Berikut ini
manakah hal yang harus diperhatikan instruktur/guru/dosen Menurut Bandura agar
pembelajaran sukses dan dapat menghadirkan model yang mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap pembelajaran ?
a. Mengembangkan
self of mastery, self efficacy,dan reinforcement bagi pembelajaran.
b. Mewadahi
seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa
c. Menyediakan
suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari
d. memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori,
ide, definisi dan sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau
mewakili aturan yang menjadi sumbernya.
e. Menimbulkan
keterampilan memecahkan masalahnya secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk
menganalisis dan memanipulasi informasi.
13. Teori yang menerima sebagian besar
dari prinsip – prinsip teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih
banyak penekanan pada kesan dan isyarat – isyarat perubahan perilaku, dan pada proses
– proses mental internal adalah merupakan ciri dari teori ?
a. Teori
Bruner
b. Teori
Motivasi
c. Teori
Kognitivisme
d. Teori Reigeluth
e. Teori
Pembelajaran
Sosial
14. Bagaimanakah
perkembangan anak-anak menurut pandangan pemikiran islam yang terkenal pada
abad ke-14 ?
a.
perkembangan anak-anak hendaklah diarahkan dari
perkara yang mudah kepada perkara yang lebih susah yaitu mengikut
peringkat-peringkat dan hendaklah diberikan dengan contoh-contoh yang konkrit
yang boleh difahami melalui pancaindera
b.
Anak-anak memahami
perlaku dengan mencoba memahami dunia persepsi sehingga apabila ingin merubah
perilakunya
c.
Membawa anak untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
d.
Anak-anak melakukan
pengamatan aktif terhadap kejadian itu, dan mulai berusaha memikirkan serta
memahaminya.
e.
Anak-anak dibiasakan
belajar membuat abstrak atau teori tentang hal yang pernah diamatinya.
15. Dibawah ini yang
manakah yang termasuk tujuan utama metode observasi dan modeling dalam Teori
Bandura dalam pendidikan ?
a.
Siswa dapat berdiskusi
dan adu argumentasi setelah menemukan banyak data di lapangan yang dituliskan
dalam tabel pengamatan.
b.
Siswa sudah mampu
mengaplikasikan suatu autran umum ke situasi yang baru.
c.
Mengemukakan bahwa
individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
hirarkis.
d.
Dapat membawa para
siswanya ke swalayan, pasar, toko, koperasi, bursa efek, bank, BMT, salon.
e.
Oleh karena murid
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua
konsep.
16. Berikut ini yang manakah
pengertian dari kurikulum ?
a. Merupakan wahana
belajar mengajar yang dinamis sehingga perlu dimulai dan dikembangkan secara
terus menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan yang ada dalam
masyarakat.
b. Gambaran
tentang perlunya teori pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di
dalam kelas.
c. Mendeskripsikan
apa yang sedang terjadi saat proses belajar berlangsung dan kapan proses
belajar tersebut berlangung.
d. Sesuatu
yang ada sebelum proses belajar terjadi, bukan ketika, dan bukan setelahnya.
e. Hubungan
yang mudah tentang sesuatu yang akan diajarkan agar murid lebih mudah menangkap
informasi tersebut.
17.
tujuan insitusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga
kependidikan. Jadi kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah
mneyelesaikan program studinya pada lembaga pendidikan yang ditempuh.
a. Tujuna
kurikuler
b. Tujuan
pembelajaran
c. Tujuan
kurikulum
d. Tujuan
pendidikan
e. Tujuan
guru
18. Yang manakah yang termasuk kritikan terhadap
teori Bandura dibawah ini ?
a. Pembelajaran
siswa yang berpusat pada guru, bersifaat mekanistik, dan hanya berorientasi
pada hasil yang dapat diamati dan diukur.
b. Pembelajaran
siswa yang berpusat pada guru dan masyarakat, dan tidak berorientasi pada hasil
yang dapat diamati dan diukur.
c. Pembelajaran
siswa yang berpusat pada guru, masyarakat dan lingkungan sekitar.
d. Pembelajaran
siswa yang berpusat pada masyarakat dan hanya melihat hasil saja.
e.
Penguatan positif dan perilaku
yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian
didasari atas perilaku yang tampak.
19. Metode behavioristik ini
sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan
yang mengandung unsur-unsur seperti diantaranya di bawah ini. Manakah yang
bukan unsur yang dimaksud dalam Metode behavioristik ?
a.
Kecepatan
b.
Spontanitas
c.
Kelenturan
d.
Reflek
e.
Kekayaan
20. Yang manakah yang bukan termasuk dalam cara-cara yang akan
ditempuh untuk mnecapai tujuan pembelajaran yang mencakup empat unsure ?
a.
Pokok bahasan
b.
Bentuk kegiatan pengembangan
c.
Peran guru
d.
A dan B benar
e.
Masyarakat
21. Apakah yang menjadi
fungsi utama dari seorang guru ?
a.
Memfasilitasi
berlangsungnya proses belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan
dirinya, pengetahuannya, pemahamannya, perilkaunya serta
ketrampilan-ketrampilan yang ingin dikuasainya.
b.
Menuangkan ilmu
pengetahuan,ajaran-ajaran, perintah atau pengarahan kepada peserta
c.
Membiasakan siswa untuk selalu
belajar dan belajar
d.
Menyuruh siswa untuk selalu bersikap hormat pada orang
tua
e.
Berperilau sehat dan terpuji
22. Yang manakah yang
termasuk pengertian dari measurement dibawah ini ?
a.
Fasilitas
berlangsungnya proses belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan
dirinya, pengetahuannya, pemahamannya
b.
Suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.
c. kegiatan
mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau
membanding-bandingkan dan tidak sampai pada taraf pengambilan keputusan.
d. Suatu
proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
e. Kegiatan
untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan aras
tujuan yang jelas.
23.
Dalam sisi terminologis terdiri dari beberapa definisi evaluasi yang
dapat dikemukakan,dibawah ini yang manakah yang tidak termasuk dari definisi
evaluasi ?
a. Suatu
proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b. Kegiatan untuk
menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan aras
tujuan yang jelas.
c. Suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numeric
d. A
dan E benar
e. Proses
penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
24.
Siapakah yang tokoh yang pertama kali mengemukakan definisi dari
evaluasi ?
a. Alfred Bandura
b. Cronbach
c. Stuff
lebeam
d. Rafael Benitez
e. Ralph
Tayler
25. Dalam konteks pelaksanaan
pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, dibawah ini yang manakah yang
bukan tujuan dari evaluasi ?
a. Untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
b. Untuk
mengetahui efektifitas metode pembelajaran
c. Untuk
mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d. Gambaran tentang
perlunya teori pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas.
e. Untuk
memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa fdalam rangka
perbaikan.
26. Sistem assessment atau penelitian memiliki
fungsi sebagai alat seleksi, penempatan, diagnostik, formatif, dan sumatif.
Guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Berikut ini
yang manakah yang termasuk fungsi assessment dari segi diagnostic ?
a. menyeleksi calon
peserta suatu lembaga pendidikan.
b. mengidentifikasikan
kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
c. dilaksanakan
untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar masing-masing murid.
d. dilaksanakan
untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta didik) dapat mengikutu
pendidikan pada jenis atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
e. D
dan C benar
27. Berikut ini yang manakah pengertian dari
Assesment ?
a. Assessment
merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Assesment
merupakan Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan
terarah berdasarkan aras tujuan yang jelas.
c. Assesment
merupakan proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran
untuk keperluan pengambilan keputusan.
d. Untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
e. Assesment merupakan Proses
penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
28.
Yang manakah dibawah ini yang termasuk funsi dari assessment ?
a. Memfasilitasi
berlangsungnya proses belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan
dirinya
b. Guru
dapat mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan sosial, sikap dan kepribadian peserta didik.
c. Melatih
siswa yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan
harus dibiasakan dengan hidup sehat
d. Guru berfungsi sebagai pengoftimal proses
pendidikan yang berlangsung dalam dunia pendidikan.
e. C dan D benar.
29. Assessment
atau penelitian memiliki 5 fungsi utama guna mengetahui keberhasilan suatu
proses dan hasil pembelajaran. Fungsi-fungsi apakah yang dimaksud diatas ?
a. Fungsi
selektif, Fungsi indrawi, Fungsi penempatan,
dan fungsi diagnostic, Fungsi sumatif,
b. Fungsi
selektif, Fungsi indrawi, Fungsi
formatif, fungsi pengembangan, Fungsi sumatif.
c. Fungsi selektif,
fungsi diagnostic, Fungsi penempatan, Fungsi
sumatif, dan Fungsi formatif
d. Fungsi
selektif, fungsi diagnostic, Fungsi penempatan,
Fungsi sumatif, Fungsi indrawi.
e. Fungsi
selektif, fungsi diagnostic, Fungsi
formatif, fungsi pengembangan, Fungsi sumatif.
30.
Apakah yang dimaksud dengan fungsi sumatif dalam system Assesment pendidikan ?
a. Dilaksanakan
untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga
pendidikan.
b. Dilaksanakan
untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta didik) dapat mengikutu
pendidikan pada jenis atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
c. Dilaksanakan
untuk mengidentifikasikan kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
d. Dilaksanakan
untuk memberikan umpan balik guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar dan mengadakan remedial atau perbaikan bagi murid.
e. Dilaksanakan
untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar masing-masing murid
B.
Essay
1. Jelaskan
penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks menurut Bandura !
Jawab
:
-
menurut Bandura (1982)
penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada
proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat
dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar sendiri yakni
“sense of self Efficacy” dan “self – regulatory system”.
2. Uraikan
perbedaan antara sense of self Efficacy dengan self – regulatory system !
Jawab
:
- Sense of self efficacy
adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai standar yang berlaku. Sedangkan Self regulatory adalah
menunjuk kepada struktur kognitif yang memberi referensi tingkah laku dan hasil
belajar dan sub proses kognitif yang merasakan, mengevaluasi, dan pengatur
tingkah laku kita
3. Ada 2 jenis pembelajaran
melalui pengamatan dalam teori pembelajara social sebutkan dan jelaskan !
Jawab :
- Pembelajaran melalui pemgamatan adalah
sebagai berikut :
a.
Pertama. Pembelajaran melalui
pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain,Contohnya :
seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya,
maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin
dipuji oleh gurunya.
b.
Kedua, pembelajaran melalui
pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan
positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model
itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan
mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa
yang dipelajari itu.
4.
Sistem assessment atau
penelitian memiliki fungsi sebagai alat seleksi, penempatan, diagnostik,
formatif, dan sumatif. Jelaskan ke lima fungsi tersebut !
Jawab :
-
Fungsi dari masing-masing
sebagai berikut :
a.
Fungsi selektif, dilaksanakan
untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga
pendidikan
b. Fungsi
penempatan, dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta
didik) dapat mengikutu pendidikan pada jenis atau jenjang pendidikan yang
sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
c. Fungsi
diagnostik, dilaksanakan untuk mengidentifikasikan kesulitan belajar yang
dialami peserta didik.
d. Fungsi
formatif, dilaksanakan untuk memberikan umpan balik guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan remedial atau perbaikan bagi
murid.
e. Fungsi
sumatif, dilaksanakan untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar
masing-masing murid
5. Tuliskan
tujuan dari Assesment !
Jawab
:
-
Dalam konteks
pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai
berikut :
a. Untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
b. Untuk
mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
c. Untuk
mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d. Untuk
memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa fdalam rangka perbaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar